banner 728x250

Israel Menolak untuk Kembalikan Listrik ke Gaza Sampai Para Sandera Dibebaskan

Israel menolak nyalakan listrik Gaza sampai para sandera dibebaskan. FOTO: Unsplash.com/Mohammed Ibrahim
Israel menolak nyalakan listrik Gaza sampai para sandera dibebaskan. FOTO: Unsplash.com/Mohammed Ibrahim
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Menteri Energi dan Infrastruktur Israel, Israel Katz menyampaikan bahwa saklar listrik di Gaza tidak akan dinyalakan atau dikembalikan sampai sandera dari Israel dalam penculikan dipulangkan oleh Hamas.

Israel Katz menulis lewat akun X @Israel_katz pada Kamis (12/10/2023). Hal ini sehubungan dengan padamnya pembangkit listrik di wilayah Palestina karena kehabisan bakar pada Rabu kemarin.

“Bantuan kemanusiaan ke Gaza? Tidak ada saklar listrik yang akan dinyalakan, tidak ada hidran air yang akan dibuka dan tidak ada truk bahan bakar yang akan masuk sampai para korban penculikan Israel dipulangkan ke rumah mereka. Kemanusiaan untuk kemanusiaan. Dan tidak ada seorang pun yang akan mengajarkan kita tentang moral,” ungkap Israel Katz.

Pada Rabu (11/10/2023), dia juga mengungkapkan lewat media sosial X miliknya, tentang Israel yang bertahun-tahun telah memberi pasokan listrik, air, dan bahan bakar ke Gaza.

Kemudian ia melanjutkan alasan penghentian aliran air dan listrik di Gaza,

“Selama bertahun-tahun kami memasok listrik, air, dan bahan bakar ke Gaza. Alih-alih mengucapkan terima kasih, mereka malah mengirim ribuan manusia untuk membantai, membunuh, memperkosa, dan menculik bayi, wanita, dan orang tua. Karena itulah kami memutuskan untuk menghentikan aliran air, listrik, dan bahan bakar, dan kini pembangkit listrik mereka telah runtuh dan tidak ada listrik di Gaza. Kami akan terus memperketat pengepungan sampai ancaman Hamas terhadap Israel dan dunia dihilangkan. Apa yang tadinya tidak akan terjadi,” tulis Israel Katz.

Dikutip Tuturpedia.com dari laman The New Arab, sekitar 150 warga Israel sekaligus orang asing dan kewarganegaraan ganda telah diculik ke Jalur Gaza oleh Hamas. Yang merupakan buntut dari perang Hamas-Israel sejak 7 Oktober yang lalu.

Sementara itu, menurut kabar dari Reuters, sebagian dari 2,3 juta orang di Jalur Gaza tidak memiliki akses listrik dan air.

Tanpa adanya listrik, air tidak bisa dipompa dari rumah ke rumah. Saat malam tiba, hampir semua padam dan gelap gulita, hanya diterangi oleh cahaya ponsel sebagai senter dan bola api.

“Saya hidup melalui semua perang dan serangan di masa lalu, tetapi saya tidak pernah menyaksikan sesuatu yang lebih buruk daripada perang ini,” ujar Yamen Hamad, seorang ayah empat anak yang rumahnya hancur akibat serangan Israel di Kota Beit Hanoun, Gaza Utara.

Sementara itu, Israel telah menghancurkan sebagian wilayah Gaza sebagai pembalasan atas serangan Hamas terburuk dalam sejarahnya selama 75 tahun konflik dengan Palestina.***

Penulis: Annisaa Rahmah

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses