Tuturpedia.com – Israel pada Senin (5/8/2024) mengembalikan jenazah lebih dari 89 warga Palestina yang tewas dalam serangan militernya di Jalur Gaza. Sementara itu, di hari yang sama Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 18 orang lainnya.
Yamen Abu Suleiman, selaku Direktur Layanan Darurat Sipil Palestina di Khan Younis, Gaza Selatan, menuturkan bahwa tidak jelas apakah mayat-mayat tersebut digali dari kuburan oleh tentara selama serangan darat atau merupakan kumpulan tahanan yang telah disiksa dan dibunuh.
“Pendudukan ini (pihak Israel) tidak memberi kami informasi mengenai nama, usia, atau apa pun. Ini adalah kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan,” kata Abu Suleiman.
Untuk memudahkan pendataan, Abu Suleiman mengatakan bahwa jenazah akan diperiksa dalam upaya untuk menentukan penyebab kematian dan mengidentifikasi mereka, sebelum dimakamkan di kuburan massal di pemakaman dekat Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.
Sebelumnya, Kantor Media Palestina menginformasikan bahwa pihak Israel telah “mencuri” 2.000 jenazah sejak 7 Oktober 2023 dari puluhan kuburan yang mereka buldoser selama serangan militer yang sedang berlangsung.
Selain itu, kantor media tersebut juga mengatakan bahwa pasukan Israel sebelumnya juga menggali kuburan di Khan Younis, Jabalia dan lingkungan Tuffah di Kota Gaza dan memindahkan jenazah ke tempat yang tidak diketahui. Mereka menilai tindakan tersebut merupakan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Selasa (6/8/2024), hingga saat ini, diketahui masih ada puluhan jenazah warga Palestina yang ditahan oleh pihak Israel. Kemungkinan besar, pihak Israel akan kembali mengembalikan puluhan jenazah lainnya dalam keadaan yang sama atau membusuk dengan waktu yang tidak bisa ditentukan.
Belum ada komentar langsung dari militer Israel mengenai pengembalian jenazah tersebut. Sebelumnya, pihak Israel mengatakan bahwa pengembalian jenazah dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan bahwa mereka bukan sandera Israel yang ditahan oleh Hamas sejak serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel.
Hingga saat ini, masih belum ada kesepakatan gencatan senjata yang disetujui oleh Israel dan Palestina. Terlebih keadaan makin memanas setelah pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh terbunuh di Tehran, Iran. banyak yang memperkirakan konflik Timur Tengah akan makin meluas karena tragedi tersebut.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah