Tuturpedia.com – Ratusan orang diyakini tewas dalam ledakan di sebuah rumah sakit di Gaza yang penuh dengan pasien dan orang yang tak memiliki tempat tinggal.
Pada kejadian ini, Israel dan militan Palestina saling menyalahkan atas ledakan tersebut, Hamas mengatakan bahwa ledakan itu disebabkan oleh serangan udara Israel.
Sementara, Militer Israel menyalahkannya pada peluncuran roket yang gagal oleh kelompok militan Jihad Islam Palestina.
Namun, Jihad Islam membantah bahwa ada roket yang terlibat dalam ledakan rumah sakit tersebut, dan mengatakan bahwa mereka tidak melakukan aktivitas apa pun di atau sekitar Kota Gaza pada saat itu.
Sedangkan, Menteri Kesehatan dalam pemerintahan Hamas di Gaza, Mai Alkaila, menuduh Israel melakukan pembantaian.
Ledakan tersebut adalah insiden paling berdarah di Gaza sejak Israel meluncurkan kampanye pengeboman tanpa henti terhadap wilayah yang padat penduduk sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober.
Dikutip Tuturpedia.com dari laman ABC, Rabu (18/10/23) Kepala pertahanan sipil Gaza mengatakan 300 orang tewas, sementara pejabat kementerian kesehatan mengatakan 500 orang tewas. Para korban termasuk pasien, perempuan, dan anak-anak.
Mengutip dari Reuters, otoritas kesehatan di Gaza mengatakan sebelum insiden pada Selasa (17/10/23), setidaknya 3.000 orang telah tewas dalam 11 hari pengeboman Israel sejak militan Hamas mengamuk di kota-kota Israel pada 7 Oktober, menewaskan lebih dari 1.300 tentara dan warga sipil.
Pengungsi yang melarikan diri dari pengeboman Israel berbondong-bondong ke rumah sakit, mencari perlindungan di sekitar mereka dengan harapan mereka akan lebih aman.
Pekan lalu Israel memerintahkan semua orang yang tinggal di bagian utara Jalur Gaza, yang merupakan rumah bagi 2,3 juta orang, untuk meninggalkan rumah mereka dan pergi ke selatan.
Namun sayangnya, serangan udara telah menghantam sasaran di seluruh wilayah tersebut.
Serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya
Dikutip dari laman ABC, diketahui bahwa serangan yang menuju ke rumah sakit ini belum pernah terjadi sebelumnya selama konflik Israel-Palestina.
Sebelumnya pada Selasa, badan pengungsi Palestina PBB UNRWA mengatakan serangan udara Israel telah menewaskan sedikitnya enam orang di salah satu sekolahnya, yang berfungsi sebagai tempat penampungan bagi para pengungsi.
Namun, tidak ada yang menduga bahwa terdapat serangan yang menargetkan rumah sakit.
WHO mengungkapkan jika serangan yang bertarget ke rumah sakit ini merupakan kejadian yang “unprecedented in scale” dan menewaskan ratusan orang tak bersalah.
“Ada pasien, petugas kesehatan, dan pengungsi di rumah sakit ketika serangan terjadi,” kata Ahmed Al-Mandhari, direktur regional WHO untuk Mediterania timur.
Hingga saat ini perintah evakuasi belum memungkinkan untuk dilakukan mengingat ketidakamanan, kondisi kritis banyak pasien, dan kurangnya ambulans, staf, kapasitas tempat tidur sistem kesehatan, dan tempat penampungan alternatif bagi mereka yang mengungsi.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda