Tuturpedia.com – Pesawat tempur Israel telah mengintensifkan serangan udara di Suriah, menyerang ratusan target militer dan menghancurkan seluruh skuadron pesawat tempur, sistem radar, rudal, gudang rudal, dan sebagian besar angkatan laut kecil Suriah.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pada Selasa (10/12/2024) malam bahwa mereka telah melancarkan lebih dari 350 serangan selama 48 jam terakhir, yang menghantam sebagian besar persediaan senjata di Suriah untuk mencegahnya jatuh ke tangan para ekstremis.
Serangan itu terjadi ketika para pasukan Israel mengonsolidasikan posisi mereka di zona demiliterisasi di Suriah di sebelah timur Dataran Tinggi Golan yang diduduki dan hendak merebut sebidang wilayah pegunungan yang membentang ke arah utara.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan pasukan Israel untuk merebut zona penyangga di Dataran Tinggi Golan yang didirikan berdasarkan perjanjian gencatan senjata tahun 1974 dengan Suriah, setelah pasukan oposisi Suriah mengakhiri kekuasaan Bashar al-Assad.
Di hari Minggu (8/12/2024), Netanyahu mengatakan bahwa perjanjian yang telah berlangsung puluhan tahun itu telah runtuh dan tentara Suriah telah meninggalkan posisi mereka, sehingga mengharuskan pengambilalihan oleh Israel.
Israel merebut sebagian Dataran Tinggi Golan dalam perang tahun 1967. Sementara itu, masyarakat internasional, kecuali Amerika Serikat, menganggapnya sebagai kedudukan Israel di Dataran Tinggi Golan Suriah adalah hal yang ilegal.
Diketahui pada hari Minggu (8/12/2024), warga Suriah merayakan penggulingan keluarga al-Assad dengan melambaikan bendera revolusioner Suriah di Alun-alun Kota Damaskus.
Netanyahu memuji penggulingan al-Assad pada hari itu sebagai “hari bersejarah” yang terjadi setelah serangan yang dilancarkan Israel terhadap pendukung al-Assad, Iran, dan Hizbullah dalam perang baru-baru ini di Lebanon.
Namun hal tersebut dipandang sebagai kesempatan besar untuk Israel.
Zein Basravi, seorang reporter Al Jazeera yang meliput berita di sekitar perbatasan Lebanon-Suriah menyampaikan bahwa Israel pasti akan mengambil keuntungan dari jatuhnya al-Assad.
“Apa yang terjadi tentu saja menguntungkan militer Israel dan Pemerintah Israel. Mereka mendapatkan apa yang selama ini mereka inginkan: tetangga yang lebih lemah, sehingga mereka dapat mendorong agenda regional mereka,” ungkap Basravi, melansir laman Al Jazeera, Rabu (11/12/2024).***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah