banner 728x250

Invasi Israel Sebabkan Kerusakan Infrastruktur Parah, PBB: Butuh 14 Tahun untuk Dibenahi

TUTURPEDIA - Invasi Israel Sebabkan Kerusakan Infrastruktur Parah, PBB: Butuh 14 Tahun untuk Dibenahi
PBB ungkap butuh belasan tahun untuk benahi kerusakan infrastruktur di Palestina akibat invasi Israel. Foto: Pixabay.com/hosnysalah.
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Sudah 204 hari invasi Israel ke berbagai daerah di Palestina terus bergulir. Rencana gencatan senjata kedua sementara yang akan dipertimbangkan oleh Israel belum juga terlaksana hingga hari ini. 

Bombardir yang dilakukan Israel di Palestina tentunya menyebabkan berbagai kerugian, hal paling utama adalah infrastruktur.

Israel telah menghancurkan ratusan atau bahkan ribuan rumah hingga pusat pelayanan kesehatan di Palestina, akibatnya ribuan warga sipil harus mengungsi di tempat yang menurut mereka paling aman.

Menurut pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), hingga saat ini diperkirakan ada sebanyak 37 juta ton puing-puing material telah menumpuk di sepanjang jalanan di Gaza, Palestina.

Badan dunia tersebut juga menilai butuh setidaknya 14 tahun untuk membersihkan puing-puing tersebut dari jalanan. 

“Kita berbicara tentang 14 tahun kerjaan dengan 100 truk,” ucap seorang pejabat PBB, dikutip Tuturpedia pada Minggu (28/4/2024).

Bahkan, menurut mereka ada sebanyak 10 persen ariteli lagi yang belum meledak di Palestina. Tentu hal ini akan terus menjadi ancaman bagi warga sipil di Palestina, tim evakuasi, serta pekerja yang membersihkan reruntuhan tersebut.

Bukan hanya itu, tentunya akan ada banyak jenazah yang ditemukan dalam tumpukan tersebut, melihat tingginya angka warga hilang setelah invasi terjadi. 

Invasi Israel Sebabkan 34.356 Korban Jiwa

Menurut data dari Kementerian Kesehatan Palestina, hingga saat ini tercatat ada sebanyak 34.356 orang yang tewas dalam invasi Israel tersebut.

Sementara itu, ada sebanyak 77.143  lainnya orang terluka dan lebih dari 7.000 lainnya diperkirakan berada di bawah reruntuhan.

Saat ini, Israel tengah membombardir daerah Rafah yang merupakan tempat aman terakhir yang dimiliki oleh warga sipil Palestina. Diketahui daerah ini ditempati oleh lebih dari 1,4 juta warga Palestina setelah mereka mengungsi dari wilayah utara dan tengah Jalur Gaza.

Karena invasi yang tak kunjung mereda, warga sipil Palestina yang masih bertahan harus berjuang dengan keadaan tak layak.

Israel diketahui melarang penggunaan klorin atau alternatif lainnya untuk mengolah air yang layak minum. Sehingga, pengungsi terpaksa meminum air yang tidak aman di dekatnya. 

“Karena penutupan laboratorium kesehatan masyarakat dan ketidakmampuan untuk menguji air minum, maka semua warga Jalur Gaza meminum air yang tidak aman dan membahayakan nyawa mereka,” kata Kementerian Kesehatan Palestina.

Pengungsi juga harus bertahan hidup di tengah tumpukan sampah yang semakin menggunung dan tentunya mengancam kesehatan.

Kementerian Kesehatan Palestina mengungkap jika saat ini ancaman penyakit terbesar yang akan dihadapi pengungsi di Rafah adalah persebaran penyakit meningitis dan hepatitis.*** 

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Nurul Huda