Jateng, Tuturpedia.com – Desa Plantungan, yang terletak di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, menghadapi masalah jalan rusak yang memengaruhi mobilitas penduduk setempat.
Namun, dengan semangat gotong royong yang tinggi, para emak-emak di desa ini bersatu untuk memperbaiki jalan rusak tersebut pada Minggu (10/3/2024).
Tentunya, inisiatif para emak-emak di Desa Plantungan untuk memperbaiki jalan rusak adalah contoh nyata dari kekuatan gotong royong.
Mereka tidak menunggu bantuan dari pemerintah atau lembaga lainnya, tetapi mengambil inisiatif sendiri untuk memperbaiki masalah yang ada di desa mereka.
Hal ini menunjukkan bahwa gotong royong bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi juga tindakan nyata yang dapat menghasilkan perubahan positif.
Hal itulah yang disampaikan langsung oleh Siti, salah satu warga Desa Plantungan, saat ditemui oleh awak media, sewaktu melakukan gotong royong memperbaiki jalan rusak.
“Jadi, solidaritas dan kerja sama gotong royong adalah nilai yang kuat dalam budaya Indonesia dan emak-emak di Desa Plantungan mempraktikkannya dengan baik. Mereka saling membantu dan bekerja sama untuk memperbaiki jalan rusak, tanpa memandang perbedaan sosial atau ekonomi. Hal ini mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan yang ada di desa ini,” ucapnya.
Menurutnya, perbaikan jalan rusak yang dilakukan oleh emak-emak di Desa Plantungan ini memiliki dampak positif yang signifikan bagi masyarakat setempat.
“Mobilitas penduduk menjadi lebih lancar, sehingga memudahkan akses ke sekolah, pasar, dan tempat-tempat penting lainnya. Selain itu, hal ini juga meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan,” ungkapnya.
Tak hanya itu, bahkan dirinya juga kembali menyampaikan dalam gotong royong tersebut, emak-emak bekerja sama dengan RT, RW, terutama pemerintah desa.
Dan inisiatif yang dilakukan oleh emak-emak di Desa plantungan ini, dapat menginspirasi masyarakat lainnya untuk melakukan tindakan serupa dalam memperbaiki masalah di lingkungan mereka.
“Pada intinya, manfaat dari gotong royong tambal jalan rusak ini sangat besar. Pertama, jalan yang rusak dapat diperbaiki dengan biaya yang lebih murah dibandingkan jika dikerjakan oleh pihak ketiga. Kedua, kegiatan ini memperkuat rasa persatuan dan kebersamaan di antara masyarakat desa,” tuturnya.
“Ketiga, gotong royong ini juga memberikan kesempatan bagi emak-emak untuk berpartisipasi dalam pembangunan desa dan merasa memiliki peran yang penting dalam masyarakat,” bebernya.***
Kontributor Jawa Tengah: Lilik Yuliantoro.
Editor: Annisaa Rahmah.
