Indeks

Inilah Cara Mencegah Impulsive Buying, Godaan Belanja Mendekati Hari Gajian

Cara mencegah impulsive buying. FOTO: Pixabay.com/StockSnap
Cara mencegah impulsive buying. FOTO: Pixabay.com/StockSnap

Tuturpedia.com – Saat ini, tampaknya e-commerce sedang gencar-gencarnya melakukan promosi. Mulai dari memberikan diskon besar saat tanggal kembar, sampai memberikan cashback lewat voucher.

Hal tersebut seringkali memicu kita menjadi impulsive buying. Sebenarnya, apa itu impulsive buying dan apa saja tanda-tandanya? Baca artikel ini sampai habis untuk menemukan jawabannya.

Pengertian Impulsive Buying

Impulsive buying adalah istilah dari bahasa Inggris yang artinya belanja impulsif.

Belanja impulsif dapat diartikan sebagai keinginan seseorang dalam membeli sebuah produk dalam jumlah banyak secara tiba-tiba, tanpa pertimbangan dan berpikir secara matang.

Tindakan ini terjadi baik secara online maupun offline. Apalagi, munculnya situs e-commerce dan media sosial, membuat seseorang lebih mudah terpancing melakukan impulsive buying.

Meskipun terdengar sepele, tetapi perilaku ini dapat mengancam status finansial dan mendatangkan beberapa dampak negatif berikut:

  • Menyebabkan pemborosan karena sering membeli barang di luar kebutuhan demi memuaskan keinginan jangka pendek.
  • Membuat kesulitan saat merencanakan keuangan karena alokasi dana menjadi tidak teratur akibat pembelian yang tidak terarah.
  • Menyebabkan penumpukan barang tidak terpakai karena belanja tanpa memikirkan fungsi dari produk yang dibeli.
  • Mudah terjebak tagihan kredit yang menumpuk.

Tanda Kamu Mengalami Impulsive Buying

Tanda alami impulsive buying. FOTO: Pixabay.com/Chronomarchie

Ketika mengalami impulsive buying, biasanya terjadi tanda-tanda tertentu seperti di bawah ini.

1. Mudah Tergiur Promo dan Diskon

Mudah tergiur dengan promo dan diskon menjadi salah satu indikator bahwa kamu mengalami impulsive buying. 

Berbagai promo dan diskon biasanya dibuat supaya calon pelanggan tertarik untuk melakukan pembelian.

Maka dari itu, kamu harus lebih bijak sebelum membeli barang.

2. Sering Beralasan Self Reward

Apresiasi diri merupakan hal yang baik, tetapi lain arti jika kamu terlalu sering beralasan self reward demi memuaskan nafsu sesaat.

Sebaiknya, kamu lebih dalam hati-hati dalam mengatur pengeluaran agar tidak terjadi impulsive buying. Jangan sampai pengeluaran lebih besar daripada pemasukan.

3. Mempunyai Banyak Barang yang Tidak Terpakai

Kamu harus waspada ketika mempunyai banyak barang yang tidak terpakai, karena hal itu menjadi tanda perilaku impulsive buying.

4. Suka dengan Kepuasan Instan

Biasanya, orang yang suka kepuasan instan adalah seorang impulsive buyer. 

Mereka hanya membeli produk ketika merasa stres, jenuh, atau tertekan.

Seorang impulsive buyer akan merasa puas jika membeli barang atau jasa dalam jumlah banyak dan tak terkontrol.

5. Kerap Berbelanja karena Bosan

Selain stres, perasaan bosan juga dapat mendorong seseorang menjadi impulsive buyer. 

Meskipun sekilas tidak berbahaya, tetapi hal ini bisa membuatmu ketagihan untuk melakukannya.

6. Sering Beli Barang Tanpa Berpikir Dua Kali

Melakukan pembelian barang tanpa berpikir dua kali ternyata menjadi salah satu tanda impulsive buying.

Maka dari itu, pertimbangkan dan pikirkan baik-baik sebelum memutuskan untuk membeli barang.

7. Kondisi Finansial Memburuk

Dampak negatif yang sangat erat dengan pembelian impulsif adalah kondisi finansial mulai memburuk.

Mulai dari tagihan kredit yang membengkak atau tidak mampu mencukupi kebutuhan dasar.

Cara Mencegah Impulsive Buying

Cara mencegah impulsive buying. FOTO: Pixabay.com/luxstorm

Kamu pastinya tidak ingin mengalami impulsive buying ‘kan? Oleh sebab itu, yuk ketahui cara mencegah impulsive buying berikut ini.

1. Buat Daftar atau List Belanja

Ketika hendak berbelanja, alangkah baiknya jika membuat daftar atau list yang berisi barang-barang yang akan dibeli. Dengan begitu, kamu bisa mencegah terjadinya impulsive buying.

2. Jangan Berbelanja Saat Stres

Ketika merasa stres, sebaiknya jangan berbelanja terlebih dahulu.

Sebab, perasaan stres akan memengaruhi emosi, sehingga keputusan dalam membeli barang/jasa menjadi tidak rasional.

3. Jangan Terlalu Sering Buka E-commerce

Terlalu sering membuka e-commerce membuat kita mudah tergiur dengan produk yang ditawarkan.

Oleh karena itu, jangan terlalu sering membuka e-commerce apabila tidak ada kepentingan.

4. Atur Limit pada Kartu Kredit dan Pinjaman Online

Kemudahan dalam penggunaan kartu kredit dan pinjaman online terkadang membuat seseorang menjadi impulsive buyer. 

Solusinya, kamu bisa mengatur limit pada kartu kredit atau pinjaman online.

5. Putuskan Pembelian Barang Setelah 30 Hari

Ketika tertarik untuk membeli sesuatu yang tidak mendesak, cobalah untuk menunggu 30 hari setelahnya.

Jika setelah 30 hari kamu masih merasa butuh, maka produk tersebut mungkin layak dibeli.

Itulah pengertian, beberapa tanda serta cara mencegah perilaku impulsive buying agar kesehatan finansialmu tetap terjaga. Semoga membantu, ya!***

Penulis: Ixora F

Editor: Nurul Huda

Exit mobile version