Tuturpedia.com – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria mengungkap alasan Pemerintah Prabowo-Gibran mengubah nama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), menjadi Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Nezar Patria menjelaskan, perubahan nama Kominfo menjadi Komdigi lantaran pemerintah saat ini fokus mengembangkan digitalisasi.
Apalagi, pada awal tahun 2024, jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 79,5 persen atau 221,6 juta penduduk.
“Kenapa disingkat Komdigi? Karena ini menunjukkan keseriusan pemerintah tentang proses digitalisasi atau transformasi digital,” ujarnya di Jakarta, dikutip Rabu (20/11/2024).
“Pemerintah di bawah Presiden Prabowo melihat setelah konektifitas (pengadaan sinyal) itu cukup berhasil, itu kan sudah mencakup 97 persen di wilayah pemukiman di seluruh Indonesia. Penetrasi internet juga sudah nyaris 80 persen dari total populasi. Nah, karena itu harus ada meaningful connectivity yaitu digitalisasi,” ucap Nezar.
Pembentukan Komdigi Kabinet Merah Putih juga sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Menteri Komdigi Meutya Hafid, pada Oktober 2024 lalu menuturkan, selama 100 hari ke depan, Presiden Prabowo memberikan perhatian secara khusus pada digitalisasi pemerintahan, persoalan judi online, dan pemerataan akses internet.
Selanjutnya, Komdigi juga fokus untuk melanjutkan perang terhadap judi online dan pinjaman online ilegal, serta fokus memperhatikan internet agar lebih ramah anak.
“Karena saya perempuan saya tambah enggak cuma dua itu, tapi saya tambah juga bagaimana internet ramah anak. Bagaimana anak-anak kita bisa terlindungi dari human trafficking atau trafficking anak, pornografi anak, kekerasan terhadap anak, itu juga akan menjadi fokus kita dalam pembenahan ruang digital,” jelasnya.
Meutya Hafid juga menekankan pelaksanaan komunikasi dengan memeratakan akses internet, terutama di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
“Saya bersama para wamen dalam waktu dekat ke daerah-daerah 3T terutama di Indonesia Timur untuk memeriksa koneksi di sana. Dengan harapan bahwa ke depan kalau kita mau basis digital, koneksi harus merata dan juga cepat. Saat ini kita sudah sampai 98% koneksi, tapi cepatnya belum merata. Jadi mudah-mudahan lebih cepat dirasakan internet di berbagai daerah,” tuturnya.***
Penulis: Angghi Novita
Editor: Annisaa Rahmah