Tuturpedia.com – Meninggalnya Presiden Iran, Ebrahim Raisi tentu meninggalkan kursi kosong di jabatan kepala pemerintahan.
Dikutip Tuturpedia.com, Selasa (21/5/2024), usai Ebrahim Raisi ditemukan tewas dalam laka helikopter pada Minggu (19/5/2024), pemimpin tertinggi Iran kemudian menunjuk Wakil Presiden Pertama, Mohammad Mokhber sebagai presiden sementara.
Hal ini dilakukan berdasarkan pada pasal 131 konstitusi Iran, di mana apabila presiden meninggal saat menjabat, maka wakil presiden pertama akan menggantikan menjadi presiden.
Selain itu, dilansir Tuturpedia.com dari aljazeera.com, penunjukan wakil presiden pertama Iran ini juga telah diumumkan oleh Ayatollah Ali Khamenei sekaligus saat ia menyampaikan pesan belasungkawa atas kematian Raisi.
Sebelumnya wakil presiden pertama telah mengadakan pertemuan dengan ketua kehakiman, Gholamhossein Mohseni Ejei dan Mohammad Bagher Ghalibaf, ketua parlemen, pada Senin (20/5/2024) pagi.
Maka sesuai konstitusi, ketiganya harus menggerakkan pemilihan presiden baru yang akan diadakan dalam waktu 50 hari. Adapun sampai pada saat itu, Mokhber akan tetap menjadi presiden sementara.
“Kami akan mengikuti jejak Raisi dalam menjalankan tugas yang dipercayakan tanpa gangguan apa pun,” kata Wakil Presiden Pertama, Mokhber.
Mokhber sendiri diangkat menjadi wakil presiden pertama oleh Raisi pada Agustus 2021, tak lama usai presiden menjabat.
Wakil presiden ini merupakan orang ketujuh yang memegang jabatan wakil presiden sejak adanya revisi konstitusi pada tahun 1989. Ia juga dikenal sebagai sosok yang paling berpengaruh di Iran.
Politikus satu ini lahir di Dezful pada 1 September 1955. Pria berusia 69 tahun ini kerap melakukan perjalanan keliling negeri untuk meresmikan berbagai proyek pembangunan pemerintahan.
Ia juga sering menemani Raisi atau memimpin delegasi dalam banyak perjalanan ke luar negeri. Dilaporkan, dirinya telah melakukan kunjungan ke Rusia bersama dengan pejabat senior militer dan keamanan guna membahas soal transfer senjata.
Berbeda dengan negara lain, posisi jabatan wakil presiden di Iran diperoleh berdasarkan penunjukan bukan dipilih seperti sebelumnya, di mana pemilihan itu melibatkan sebagian kekuasaan perdana menteri. Namun, sistem ini dihapuskan pada tahun 1989.
Ada beberapa wakil presiden yang memang ditunjuk untuk menjabat secara bersamaan di Iran, masing-masing wakil presiden ini mengambil alih aspek urusan eksekutif yang berbeda namun sebagian besar beroperasi di kabinet.
Sementara itu, Mokhber masih menduduki posisi teratas di antara para wakil presiden. Besar kemungkinan, dirinya dipilih lantaran memiliki hubungan kuat dengan jabatan pemimpin tertinggi seperti mendiang Presiden Raisi dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).***
Penulis: Niawati.
Editor: Annisaa Rahmah.















