Indeks

Ini 4 Alasan Warga Jepang Tidak Ingin Menikah, Salah Satunya Karena Ekonomi

Alasan warga di Jepang tidak ingin menikah, salah satunya karena faktor ekonomi. FOTO: Unsplash.com/Cory Schadt
Alasan warga di Jepang tidak ingin menikah, salah satunya karena faktor ekonomi. FOTO: Unsplash.com/Cory Schadt

Tuturpedia.com – Jepang menjadi salah satu negara yang memiliki angka kelahiran rendah.

Dilansir Tuturpedia.com dari Nikkei Asia pada Selasa (19/9/2023), total kelahiran di Jepang pada 2022 adalah 799.728.

Angka tersebut menunjukkan adanya penurunan sebesar 5,1% dari tahun sebelumnya di Jepang.

Sementara itu, menurut laporan tabel macrotrends.net, angka kelahiran di Jepang pada 2023 adalah 7.013 per 1000 orang.

Angka di atas menurun 1,35% dari 2022. Sebab pada tahun sebelumnya mencapai 7.109 angka kelahiran per 1000 orang.

Dikutip dari thegeopolitics.com, Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida pernah menyampaikan pidato di hadapan parlemen terkait angka kelahiran di Jepang yang menurun.

“Jepang berada di ambang apakah kita dapat terus berfungsi sebagai sebuah masyarakat,” ujar Fumio Kishida, Perdana Menteri Jepang.

Kemudian ia mengatakan keinginannya agar pemerintah melipatgandakan pengeluarannya untuk inisiatif terkait anak. Salah satunya dengan subsidi bagi keluarga yang hendak melahirkan anak mereka.

Hal itu sehubungan dengan pria dan wanita di Jepang yang enggan untuk menikah. Sejumlah orang Jepang usia 18-34 tahun memutuskan untuk melajang dan tidak menjalin hubungan apapun.

Individualisme dan Fenomena di Jepang

Dalam beberapa tahun terakhir, Jepang mengalami masa individualisme. Yang artinya paham untuk melakukan kebebasan terhadap diri sendiri.

Individualisme itu kebanyakan dilakukan anak muda Jepang, yang tertarik mengejar tujuan pribadi dibandingkan harus membentuk sebuah keluarga.

Kemudian muncul dampak yang melahirkan fenomena Freeter dan NEET (Not EmploymentEducationor Training). 

Freeter adalah anak-anak muda yang bekerja paruh waktu, sedangkan NEET adalah anak-anak muda yang tidak sedang menjalani pendidikan, pekerjaan, maupun pelatihan.

Dua hal di atas menjadi gaya hidup yang memungkinkan mereka meraih kebebasan dan waktu yang lebih fleksibel daripada terikat dengan pekerjaan penuh waktu dan tanggung jawab keluarga.

Alasan Warga Jepang Tidak Menikah

Terdapat beberapa alasan mengapa mereka tidak ingin menikah, salah satunya adalah biaya hidup yang meningkat.

Masih ada berbagai alasan lainnya yang membuat mereka tidak menikah. Berikut alasan orang Jepang tidak ingin menikah yang sudah dirangkum Tuturpedia.com dari unseen-japan.com.

1. Ekonomi yang Tidak Memadai

Setiap orang yang hendak menikah, pasti memiliki impian dalam pernikahan. Contohnya seperti konsep pernikahan dan lokasi pernikahan.

Hal ini menjadi kekhawatiran sebagian kaum muda di Jepang karena melihat pendapatan mereka tak sebanding dengan keinginan itu.

Seorang pria berusia 33 tahun di Jepang mengatakan, “Anda butuh uang untuk menikah. Dengan gaji saya saat ini, upacara pernikahan hanyalah mimpi di dalam mimpi. Jika wanita yang bersama saya menginginkan pernikahan mewah, saya tidak akan bisa mewujudkannya, jadi saya tidak akan menikah.”

Sementara itu, kita tahu bahwa pernikahan bisa saja terwujud dengan cara sederhana tanpa keluar banyak uang.

Namun, nampaknya pola pikir budaya yang tradisional masih ada di sana. Sehingga menjadi masalah untuk melangsungkan pernikahan.

2. Tidak Ingin Memiliki Anak

Sebagian orang Jepang menganggap bahwa menikah sama dengan memiliki anak.

Di sisi lain, kita tahu kalau mempunyai anak, sudah pasti tanggung jawab orang tua lebih besar. Karena kebutuhan beragam, yang tentu harus dipenuhi sampai anak tumbuh besar.

Salah satu wanita berusia 29 tahun di Jepang mengungkapkan ketakutannya saat mempunyai anak suatu hari nanti.

“Saya takut melahirkan, dan anak-anak itu mahal. Di Jepang, ibu diharapkan hidup demi anak-anaknya, tapi saya tidak suka itu. Tentu, anak-anak itu penting, tapi saya ingin menikmati hidup saya. Karena sepertinya tidak ada seorang pun yang sependapat dengan saya, saya tidak tahu apakah saya akan menikah,” ujarnya.

Terlepas dari anak-anak yang tumbuh dewasa, dan nantinya mereka akan merawat orang tua di hari selanjutnya, bagi beberapa orang di Jepang merasa panti jompo lebih terjangkau dibandingkan membesarkan seorang anak.

3. Tanggung Jawab Terlalu Besar

Sikap budaya di Jepang telah berubah, tetapi para istri di Jepang tetap diharapkan dapat mengurus rumah. Hal ini tidak memandang apakah mereka punya pekerjaan atau tidak.

Sehingga membuat wanita di Jepang merasa enggan untuk menikah karena mereka memiliki keyakinan bahwa suami tidak pulang ke rumah usai bekerja apabila istri membutuhkan bantuan.

Salah satu wanita Jepang berusia 34 tahun mengatakan, banyak hal yang harus dilakukan saat menikah. Yaitu melayani seorang suami dan juga anak-anak.

Belum lagi para ibu yang bekerja, harus mengurus pekerjaan rumah tangga ketika di rumah.

“Saya tidak memiliki keberanian untuk melepaskan karier saya dan mengikuti jalan itu,” ujarnya.

4. Tidak Ada Alasan untuk Menikah

Pernahkah kamu merasa tidak memiliki alasan atas apa yang ingin kamu lakukan? Sama halnya dengan orang Jepang yang tidak ingin melakukan pernikahan.

Seperti seorang pria berusia 28 tahun, dia mengatakan tidak punya alasan untuk menikah. Karena baginya itu bukan cita-cita yang harus ia wujudkan.

“Saya tidak punya alasan untuk menikah. Masih banyak hal menyenangkan lainnya yang bisa dilakukan, saya tidak ingin terikat dengan seseorang. Alasan utama pria menikah adalah agar ada seseorang yang mengerjakan pekerjaan rumah dan memasak, tapi itu tidak sopan bagi wanita. Saya bisa melakukan pekerjaan rumah dan memasak sendiri. Saya tidak perlu menikahi seseorang agar mereka melakukannya untuk saya,”

Dengan demikian, bagi sejumlah orang di Jepang memiliki alasan tertentu untuk tidak menikah atau belum ingin menikah.

Bahkan ada yang tidak punya alasan untuk lanjut ke jenjang pernikahan, karena mereka merasa bisa melakukan hal apapun dengan sendirinya.***

Penulis: Annisaa Rahmah

Editor: Nurul Huda

Exit mobile version