Indeks

Inggris Resmi Lanjutkan Pendanaan ke UNRWA setelah Sempat Dihentikan

Setelah sempat dihentikan, Inggris kembali memberikan dana bantuan ke UNRWA. Foto: x.com/UNRWA
Setelah sempat dihentikan, Inggris kembali memberikan dana bantuan ke UNRWA. Foto: x.com/UNRWA

Tuturpedia.com – Pemerintah Inggris kembali memberikan bantuan dana ke UNRWA (bagian PBB untuk para pengungsi di Palestina). Keputusan ini merupakan perubahan besar pertama Partai Buruh dari sikap pemerintah sebelumnya terhadap krisis Timur Tengah.

Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy mengatakan pada hari Jumat (19/7/2024) bahwa dia telah memutuskan untuk mencairkan pendanaan, yang ditangguhkan pada bulan Januari setelah Israel menuduh staf UNRWA terlibat dalam serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023.

Sebelumnya, hal yang sama juga dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Prancis, Catherine Colonna yang melakukan peninjauan ulang atas atas tuduhan tersebut di PBB awal tahun ini, namun mengatakan bahwa dia tidak diberikan bukti oleh Israel untuk mendukung klaim mereka. Sehingga, Prancis melanjutkan kembali pendanaan mereka ke UNRWA.

Keputusan Lammy menandai perpecahan yang jarang terjadi antara Inggris dan AS mengenai kebijakan terhadap Gaza, sehingga menjadikan AS sebagai satu-satunya negara yang belum memulihkan pendanaan.

“Saya terkejut dengan tuduhan bahwa staf UNRWA terlibat dalam serangan 7 Oktober. Namun PBB menanggapi tuduhan ini dengan serius. Kami diyakinkan bahwa setelah tinjauan independen Catherine Colonna, UNRWA memastikan bahwa mereka memenuhi standar netralitas tertinggi dan memperkuat prosedurnya termasuk dalam pemeriksaan,” ujar Lammy. 

Lammy telah berkomitmen untuk menyediakan dana baru sebesar Rp437.479.650.000 ($27 juta) kepada badan tersebut, sehingga mencabut penangguhan pendanaan yang diperkenalkan oleh pemerintahan konservatif sebelumnya.

Inggris Anggap Pendanaan ke UNRWA Sangat Penting

Dikutip Tuturpedia dari laman Al Jazeera, Senin (22/7/2024), Lammy mengatakan bahwa fenomena malnutrisi yang terjadi di Gaza sudah makin parah. Hal ini menyebabkan banyak ibu di Palestina tidak dapat memproduksi ASI, angka diare yang meningkat 40 kali lipat, dan polio yang baru-baru ini menyerang anak-anak Palestina. 

Melihat keadaan tersebut, Lammy menuturkan bahwa pendanaan negara-negara lain ke UNRWA sangat dibutuhkan. 

“Bantuan kemanusiaan adalah kebutuhan moral dalam menghadapi bencana seperti ini dan lembaga bantuan lah yang memastikan dukungan Inggris menjangkau warga sipil di lapangan. UNRWA sangat penting dalam upaya ini. Tidak ada lembaga lain yang dapat memberikan bantuan sebesar yang dibutuhkan,” ungkapnya.

Hingga saat ini, bantuan dana sudah mulai diberikan kembali oleh Jepang, Jerman, Italia, Australia, dan Kanada. Amerika Serikat yang merupakan pendonor dana terbesar di UNRWA belum memberikan tanda-tanda akan melanjutkan pendanaannya kembali.***

Penulis: Anna Novita Rachim.

Editor: Annisaa Rahmah.

Exit mobile version