Tuturpedia.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya inflasi di Indonesia sebesar 2,28 persen secara tahunan (year on year/ yoy) pada September 2023. Menurut BPS, kenaikan harga beras menyumbang inflasi terbesar.
Selain itu, inflasi beras pada September 2023 bahkan tercatat sebagai yang tertinggi selama lima tahun, atau sejak Februari 2018.
Menurut Plt Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti, kenaikan beras tertinggi terjadi ada di level penggilingan, seiring dengan semakin terbatasnya produksi padi dan supply gabah ke penggilingan padi.
“Rata-rata harga beras di penggilingan pada September 2023 naik sebesar 10,33 persen dibandingkan dengan Agustus 2023. Kenaikan itu menyebabkan harga beras di tingkat penggilingan mencapai Rp12.708 per kilogram,” jelasnya dalam konferensi pers BPS, di Jakarta Pusat, Senin (2/10/2023).
“Sementara harga beras di tingkat eceran naik 5,61 persen pada September dan menyentuh harga Rp13.799 per kilogram,” sambung Amalia.
Kenaikan harga beras cukup tinggi terjadi di sentra-sentra produksi beras nasional, seperti Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
“Hal ini mengindikasikan terjadinya penurunan pasokan beras akibat penurunan padi di provinsi sentra produksi tersebut,” pungkas Amalia.
Menurut dia, kenaikan harga beras disebabkan kurangnya pasokan akibat kemarau berkepanjangan dan penurunan produksi karena efek El-Nino.
El-Nino juga menyebabkan dampak produksi beras di level internasional. “Inflasi beras dari tahun ke tahun saat ini terlihat paling tinggi karena bukan hanya kondisi domestik tapi juga terganggunya produksi beras di pasar internasional,” ungkapnya.
Menurut Amalia, adanya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) diharapkan semakin dapat mengantisipasi gangguan dari sisi pasokan, sehingga inflasi lebih terkendali.***
Penulis: Angghi Novita
Editor: Nurul Huda