Tuturpedia.com – Direktur Eksekutif Indopol Survey Ratno Sulistiyanto mengatakan, penunjukan Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal Cawapres Prabowo Subianto diyakini akan mengubah konstelasi politik di Tanah Air.
Keputusan Koalisi Indonesia Maju (KIM) dalam menduetkan Prabowo dengan Gibran juga dinilai sarat kontroversi sehingga akan berpengaruh terhadap suara pemilih.
Menurut Indopol, hal yang menjadi kontroversi dalam pencalonan Gibran sebagai Cawapres, yakni status Gibran yang merupakan putra dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Selain itu, langkah mulus Gibran maju sebagai bacawapres juga buah dari putusan kontroversial Mahkamah Konstitusi (MK), yang mengizinkan seseorang di bawah 40 tahun bisa maju sebagai capres ataupun cawapres, dengan syarat pernah menjadi kepala daerah. Apalagi publik mengetahui bahwa Ketua MK Anwar Usman merupakan paman dari Gibran atau adik ipar Presiden Jokowi.
Gibran dan Jokowi juga merupakan kader PDI Perjuangan yang sebelumnya telah menetapkan Ganjar Pranowo sebagai bacapres bergandengan dengan Mahfud MD.
Suara Publik Bisa Beralih
Menurut Ratno, para pemilih Jokowi pada Pilpres 2019 lalu yang sebelumnya berpotensi memilih Ganjar Pranowo, kini kemungkinan besar akan bergeser mendukung pasangan Prabowo-Gibran, sehingga akan menggerus pemilih Ganjar-Mahfud MD.
Pada poros lainnya, pemilih Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 lalu yang tidak puas dengan kinerja atau kepemimpinan Jokowi berpotensi besar bermigrasi memilih pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).
”Kalau cerdas mengelola konstelasi politik ini, pasangan AMIN akan mendapatkan insentif elektoral dari majunya Gibran sebagai pasangan Prabowo,” tutur Ratno dari pernyataan tertulisnya, Senin (23/10/2023).
Sekitar 30% pemilih swing voter yang sebelumnya berpotensi memilih Prabowo, juga bisa diambil pasangan AMIN.
Begitu pula, ada 40% swing voter Ganjar Pranowo yang juga bisa diambil AMIN. “Sebanyak 8% calon pemilih yang belum menentukan pilihan atau undecided voter juga bisa diambil AMIN kalau pandai mengolah peluang ini,” katanya.
Di sisi lain, peneliti alumni Universitas Brawijaya Malang ini mengatakan bahwa pemilih AMIN tergolong sangat loyal.
Dari hasil survei yang dilakukan, 63% calon pemilih AMIN sudah tidak akan berubah. “Tingkat partisipasi pemilih AMIN ini lebih tinggi daripada calon pemilih pasangan capres dan cawapres lainnya,” tuturnya.
Diketahui saat ini sudah ada 3 pasangan bakal Capres dan Cawapres dari masing-masing koalisi pengusungnya.
Mereka adalah pasangan Anies-Muhaimin atau Cak Imin (AMIN) yang pertama mendeklarasikan pencalonannya di Pilpres, kemudian Ganjar-Mahfud MD, dan terakhir Prabowo-Gibran.
Pasangan AMIN diusung Partai NasDem, PKB, dan PKS, dengan nama Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP). Pasangan Ganjar-Mahfud diusung PDIP, PPP, Partai Perindo, dan Partai Hanura dengan nama koalisi Tim Pemenangan Nasional (TPN).
Terakhir pasangan Prabowo-Gibran yang memiliki tim parpol pengusung paling banyak, di antaranya Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, Partai Demokrat, PBB, PSI, Partai Garuda, dan Partai Gelora Indonesia. Tim Prabowo-Gibran memiliki nama koalisi yang dinamakan Koalisi Indonesia Maju (KIM).***
Penulis: Angghi Novita
Editor: Nurul Huda