banner 728x250
News  

Indonesia Masuk Peringkat Kelima kasus Bullying Anak Terbanyak di Dunia

Indonesia masuk peringkat kelima kasus bullying terbanyak di dunia. FOTO: Pexels.com/RDNE Stock Project
Indonesia masuk peringkat kelima kasus bullying terbanyak di dunia. FOTO: Pexels.com/RDNE Stock Project
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Akhir-akhir ini banyak kasus bullying yang membuat hati miris ketika mendengar kasusnya.

Beberapa di antaranya kasus anak SD yang dicolok matanya oleh kakak kelasnya dan yang terbaru kasus siswi SD yang loncat dari lantai 4 karena mengalami bullying

Dikutip Tuturpedia.com dari berbagai sumber pada Kamis (28/09/2023) Indonesia ternyata masuk peringkat kelima kasus bullying anak terbanyak di dunia. 

Dalam sebuah study Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa Indonesia berada di posisi kelima teratas dari 78 negara yang paling banyak mengalami kasus bullying. 

Tercatat ada 41 kasus bullying terjadi di Indonesia dengan rentang usia sekitar 15 tahun dalam kurun waktu sebulan ini. 

Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menunjukkan bahwa kasus bullying di Indonesia paling banyak terjadi di tingkat sekolah dasar atau SD. 

Jenis bullying yang terjadi bermacam-macam mulai dari kasus pemukulan sebanyak 18 %, kasus menghancurkan barang dan mengambil barang sebanyak 22 %,pengancaman sebanyak 14 %, pengejekan 22 %, pengucilan sebanyak 19% kasus, dan memfitnah serta menyebarkan rumor sebanyak 20% kasus.

Mirisnya lagi kasus pembullyan ini terjadi di lingkungan sekolah tempat para siswa menuntut ilmu.

Terkadang pihak sekolah pun justru terkesan tutup mata dan tak bertanggung jawab penuh terkait kasus bullying di tempat belajar mengajar. 

Salah satu kasus di mana pihak sekolah seolah tutup mata, contohnya kasus penusukan mata siswi SD di Gresik, pihak sekolah mengatakan CCTV yang merekam kejadian rusak dan tak memberikan keterangan dengan jelas.

Penyebab Bullying 

Dilaporkan dari laman Verywell Family menunjukkan beberapa penelitian terkait penyebab terjadinya pembullyan di antaranya kurangnya kemampuan seseorang dalam mengontrol perilaku, ketidakmampuan mengelola emosi, adanya hasrat untuk balas dendam, haus kekuasaan, kesepian, memiliki masalah pribadi di rumah hingga takut tidak diterima di lingkungan. 

Dampak Bullying Bagi Korban 

Bullying pastinya akan berdampak sangat besar bagi korbannya, entah itu fisik maupun psikisnya.

Tak jarang banyak korban bullying yang mengalami trauma mendalam, berikut beberapa dampak buruk bullying bagi korban. 

  • Memiliki kepercayaan diri yang rendah
  • Menjadi lebih pendiam, pemalu dan penakut. 
  • Muncul perasaan tidak biasa seperti tidak berdaya, sedih, marah, frustasi, hingga mengisolasi diri. 
  • Muncul trust issue dalam diri, mereka cenderung tidak percaya pada orang lain, ketakutan dan trauma mendalam. 
  • Pada keadaan tertentu orang yang pernah mengalami bullying dapat mengalami depresi dan jika dibiarkan akan muncul pikiran untuk mengakhiri hidup. 

Mengatasi Bullying 

Bullying seorang sudah mengakar dan tak pernah ada akhir serta ujungnya apalagi kasus bullying kebanyakan terjadi di lingkungan sekolah. 

Untuk menekan dan mengakhiri kasus bullying di Indonesia, diperlukan kerjasama antara orang tua, guru, masyarakat dan juga pihak sekolah. 

Sayangnya selama ini masih banyak orang tuhan dan pihak sekolah yang masih menganggap kenakalan anak sebagai kasus yang sepele, terlebih jika terjadi di usia yang masih cukup muda misal di usia anak-anak SD atau sekolah dasar.

Beberapa orang tua menganggap perilaku kenakalan anaknya sebuah kewajaran. Bahkan ada ungkapan seperti “namanya juga anak-anak wajar kalau nakal”.

Padahal pemikiran seperti itu yang menjadi salah satu penyebab kasus bullying tak pernah berakhir di Indonesia. 

Pihak sekolah harus mampu menjembatani korban dan pelaku serta mampu memberitahu dan memberikan pemahaman mengenai situasi serta perilaku anak di sekolah.

Pihak orang tua juga harus aware dan menyadari mengenai bullying di sekolah, maka penting untuk mengetahui cara sekolah dalam menangani kasus seperti ini. 

Pihak sekolah sendiri harus memberikan tindakan serta norma dan aturan yang tegas dalam menangani kasus bullying di sekolah. Selama ini, kebanyakan pihak sekolah kurang bahkan tidak ada aturan yang jelas dalam menangani kasus bullying di sekolah. 

Beberapa hukuman yang diberikan bagi para pelaku bullying biasanya hanya sebatas skoring selama beberapa minggu. Pihak sekolah harus memberikan sanksi yang mampu membuat siswa jera akan perbuatannya.***

Penulis: Niawati

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses