Tuturpedia.com – Wakil Menteri Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir menghadiri Sidang Darurat Majelis Umum PBB pada Rabu (11/12/2024) yang berlangsung di New York, Amerika Serikat.
Kehadirannya dalam kesempatan tersebut dilakukan guna kembali menegaskan komitmen Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan rakyat Palestina.
Sikap ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang terus menyerukan solidaritas terhadap rakyat tertindas di seluruh dunia, termasuk mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Sidang Darurat Majelis Umum PBB ini diselenggarakan sebagai respons dari hak veto yang digunakan oleh Amerika Serikat atas rancangan resolusi di Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata di Gaza pada Rabu, 20 November 2024 lalu.
Pada sidang tersebut, Nasir menegaskan bahwa Sidang Darurat Majelis Umum PBB menyerukan kepada masyarakat Internasional untuk bertindak lebih tegas. Menurutnya, satu-satunya cara yang harus dilakukan adalah melalui gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen.
“Hanya melalui gencatan senjata kita dapat melindungi jutaan warga sipil di Gaza, mengurangi penderitaan mereka dan memulai langkah menuju keadilan serta perdamaian,” tegas Nasir pada sidang tersebut, New York, Rabu (11/12/2024).
Pada kesempatan tersebut, Nasir menegaskan bahwa invasi yang terjadi di Palestina sejak 7 Oktober 2023 tersebut telah menewaskan 44.532 jiwa, mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Jumlah korban ini bahkan melampaui populasi di 7 negara anggota PBB.
“Jika pembunuhan ribuan orang tak berdosa ini tidak dianggap sebagai genosida, lalu apa sebutan yang pantas? Berapa banyak nyawa yang bisa diselamatkan jika seruan ini diikuti? Jika Israel menghormati hukum internasional dan mendengarkan suara hati nurani masyarakat internasional, dunia tidak boleh membiarkan tragedi ini terus berlangsung tanpa pertanggungjawaban,” ucap Nasir.
Sebagai perwakilan masyarakat Indonesia, Nasir juga mengkritik standar ganda yang terjadi di Palestina yang menjurus pada tindakan ilegal Israel di wilayah Palestina.
Indonesia menyesalkan langkah Israel yang terus menghambat masuknya bantuan internasional ke Gaza, mendiskreditkan UNRWA, dan menewaskan 333 pekerja kemanusiaan, termasuk 249 staf UNRWA.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah