banner 728x250

Indonesia Alami Surplus Neraca Perdagangan Pada Agustus Hingga Dua Kali Lipat!

Indonesia alami surplus neraca perdagangan pada Agustus 2023. FOTO: Freepik.com/chandlervid85
Indonesia alami surplus neraca perdagangan pada Agustus 2023. FOTO: Freepik.com/chandlervid85
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com –  Indonesia sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara dikabarkan mengalami surplus dua kali lipat.

Melihat dari laporan biro statistik tertulis jika surplus mencapai $ 3,12 dan jauh di atas perkiraan. 

Menurut survei Bank Indonesia, Minggu (17/9/23) neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2023 mencatat surplus sebesar 3,12 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada Juli 2023 sebesar 1,29 miliar dolar AS.

Dikutip dari Bank Indonesia, surplus neraca perdagangan Agustus 2023 terutama didorong oleh peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas.

Surplus perdagangan nonmigas di bulan ini tercatat sebesar $4,47 miliar, meningkat dari bulan sebelumnya sebesar $3,20 miliar. 

Kenaikan juga terjadi pada ekspor nonmigas atau produk manufaktur seperti pakaian dan aksesoris yang terbuat dari tembaga.

Kinerja ekspor ke Tiongkok, Amerika dan India yang meningkat menjadikannya sebagai kontributor utama atas total ekspor Indonesia. 

Faktor lain dari kenaikan surplus di sektor perdagangan ini adalah adanya penurunan impor. Pada Agustus ini, impor bahan mentah dan barang modal dinyatakan turun lebih dari yang diperkirakan oleh pemerintah. 

Impor pada Agustus 2023 turun sekitar 14,77% menjadi sebesar $18,88 miliar. Angka ini lebih besar jika dibandingkan dengan perkiraan pemerintah yang hanya sebesar 9,33%. 

Bukan hanya itu, dikutip dari Reuters, pejabat Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan jika impor minyak mentah juga mengalami penurunan sekitar 39% di tahun ini. 

Penurunan impor ini diketahui diakibatkan oleh adanya faktor musiman. Walaupun pada Agustus ini mengalami penurunan, diperkirakan impor akan kembali naik di sisa tahun 2023 ini karena harga minyak yang lebih tinggi dan meningkatnya manufaktur. 

Hal yang selaras dikatakan oleh ekonom Irman Faiz melalui Reuters. Ia mengatakan jika melemahnya pertumbuhan global dan rendahnya harga komoditas diperkirakan akan mengakibatkan berkurangnya ekspor di Indonesia. 

Meskipun mengalami surplus pada Agustus ini, pemangku kebijakan juga harus tetap berhati-hati. Hal ini dikatakan oleh ekonom Fakhrul Fulvian.

Ia mengatakan jika para pemangku kebijakan harus tetap berhati-hati pada volatilitas mata uang, mengingat ekspektasi defisit transaksi terus berjalan dan kenaikan yang tidak seimbang hasil Treasury AS.***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses