banner 728x250

Implementasikan Makan Siang Bergizi, Pemkot Semarang Terapkan Program STROBERI

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti bagikan makan siang bergizi ke siswa SD Negeri Ngaliyan 01 Kota Semarang. Foto: Dok. Alan Henry
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti bagikan makan siang bergizi ke siswa SD Negeri Ngaliyan 01 Kota Semarang. Foto: Dok. Alan Henry
banner 120x600
banner 468x60

Semarang, Tuturpedia.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang meluncurkan program Strategi Pemberian Makan Siang untuk Perbaikan Gizi dan Pencegahan Obesitas (STROBERI) di Kantor Kecamatan Mijen, Jawa Tengah, pada Kamis (15/8/2024).

Program STROBERI berangkat dari gagasan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu bersama jajarannya guna mendukung program pemerintah dalam memberikan makan siang sehat, bergizi, seimbang serta berbahan pangan sehat untuk siswa di sekolah.

“Kami mencoba karena pemberdayaan masyarakat melalui urban farming ini kan sudah merata di Ibu Kota Jawa Tengah,” ucap Wali Kota Semarang, Hevearita atau akrab disapa Mbak Ita seusai implementasikan program STROBERI di SD Negeri Ngaliyan 01 Kota Semarang.

Pihaknya kemudian mengolaborasikan urban farming tersebut ke dalam program makan siang bergizi.

“Sebagai pilot project adalah di kantor-kantor kecamatan dan kelurahan, karena telah dikembangkan urban farming sedari awal. Ternyata, di Kecamatan Ngaliyan mempunyai program pertanian terpadu,” ujarnya.

Mbak Ita mengatakan, pertanian terpadu di Kecamatan Ngaliyan sukses mengembangkan dan membudidayakan peternakan dan pertanian.

“Ada budi daya ikan, KUB telur dan ayam, budi daya jamur tiram, kemudian tanaman sayur dan buah lengkap,” terangnya.

TUTURPEDIA - Implementasikan Makan Siang Bergizi, Pemkot Semarang Terapkan Program STROBERI
Wali Kota Semarang, Hevearita bersama siswa SD Negeri Ngaliyan 01 Kota Semarang. Foto: Dok. Alan Henry

Kolaborasi tersebut pun sehubungan dengan lokasi kantor kecamatan yang berdekatan dengan SD Negeri Ngaliyan 01 Kota Semarang.

“Ini kan kerja bersama pemkot dan stakeholder. Kami telusuri, ada panen apa di kantor kecamatan. Oh ternyata ada jamur tiram, telur, tomat, sayur kemudian diolah menjadi makanan satu set menu yang sederhana tapi bergizi,” tuturnya.

Di sisi lain, Mbak Ita juga mengajak perwakilan siswa dari sejumlah sekolah yang telah mengikuti Jambore Petani Cilik dan Remaja Tani untuk ikut serta memasak menu bergizi.

“Menunya nasi gurih dengan protein nabati, jamur tiram, dan tahu sup. Ada juga omelet hasil telur KUB yang semakin bergizi dengan memasukkan tomat hasil panen di kecamatan. Untuk buah, ada melon hasil panen dari Dinas Pertanian,” jelasnya.

“Kita pilih makanan kekinian, tapi gizinya terpenuhi. Ada chicken cordon bleu lengkap dengan salad. Ada ramen yang minya dari sawi hasil urban farming. Ini bentuk pemberdayaan di sekolah,” paparnya.

Untuk itu, pihaknya menekan harga satu set menu seharga Rp15.000.

“Dengan pemberdayaan urban farming dan kearifan lokal, kira-kira bisa menghemat R 2.000 per set menu. Inilah pentingnya kolaborasi PKK, kelompok tani, gapoktan, karang taruna agar ekonomi bisa berjalan dengan memutus mata rantai distribusi pangan agar komoditi pangan lebih murah,” ungkapnya.

Selain itu, program ini juga bisa menjadi multiplier ekonomi bagi masyarakat. Karena ibu-ibu yang memasak bisa memperoleh penghasilan tambahan, kelompok tani dapat keuntungan, dan bisa mewujudkan generasi emas sehat di 2045.***

Kontributor Kota Semarang: Alan Henry Pambuko

Editor: Annisaa Rahmah