Tuturpedia.com – Imbas meninggalnya seorang taruna STIP Jakarta yang dianiaya oleh seniornya, Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi mengeluarkan empat kebijakan baru.
Dikutip Tuturpedia.com, Sabtu (11/5/2024), seperti yang diketahui salah satu taruna tingkat satu STIP Jakarta, Putu Satria Ananta Rastika tewas di tangan seniornya, Tegar Rafi Sanjaya.
Karenanya, untuk mencegah terulangnya kejadian serupa, Menteri Perhubungan pun mengeluarkan empat kebijakan baru, salah satunya ialah dengan mengubah ketentuan penggunaan seragam.
Menurut Budi Karya Sumadi, pada pertengahan Mei 2024, atribut kepangkatan tidak akan lagi digunakan di seragam para taruna STIP. Hal ini dilakukan lantaran penggunaan atribut dinilai dapat menimbulkan jurang pemisah antara senior dan junior.
Selain menghapus atribut kepangkatan, Budi juga melakukan penundaan penerimaan mahasiswa angkatan 2024-2025.
Penundaan penerimaan mahasiswa baru ini dilakukan untuk memutus rantai tradisi buruk sehingga tidak akan terulang kembali peristiwa yang sama.
“Jangka pendek ini kami akan mempertimbangkan untuk melakukan moratorium di satu angkatan itu, kita enggak terima. Apa tujuannya? Agar memutus tradisi jelek sehingga tidak ada lagi istilah senior dan junior,” ujar Budi.
Tak hanya itu saja, taruna-taruni tingkat dua yang awalnya harus tinggal di asrama, kini untuk mewujudkan keterlibatan pengasuhan orang tua, maka para taruna tingkat dua akan diperbolehkan untuk tinggal di rumah kos sekitar kampus.
“Bahkan yang akan datang, kami hanya memberikan tempat asrama hanya tingkat satu. Tingkat dua, kita minta untuk tinggal di sekitar kampus dan kami memberikan kesempatan orang tua turut mengasuh sebagai satu komite. Sehingga proses proses evaluasi dan proses-proses koreksi itu bisa terjadi dengan serta merta,” terangnya.
Budi juga mengungkapkan akan membuat kurikulum yang menyesuaikan dengan kebutuhan pendidikan serta usia para mahasiswa. Ia akan mengubah kurikulum menjadi lebih humanis dan berbasis teknologi.
“Apa yang akan kita lakukan adalah kami akan merubah kurikulum dengan yang lebih humanis dan berteknologi,” jelasnya.
Diubahnya kurikulum guna membekali mahasiswa dalam persaingan dunia kerja di mana tidak lagi mengenai fisik saja yang diandalkan namun juga kompetensi dan pengetahuan IT sebagai tumpuan dan modal.
Hingga saat ini, polisi sudah menangkap 3 tersangka baru dalam kasus penganiayaan tersebut yang mana terdiri dari A, W, dan K yang diduga berperan dalam memanggil Putu dan memprovokasi terjadinya penganiayaan.***
Penulis: Niawati.
Editor: Annisaa Rahmah.