Tuturpedia.com – Serangan udara Iran ke teritorial Israel pada Sabtu (13/4/2024) turut berdampak pada Yordania yang terletak di antara negara-negara Timur Tengah yang sedang bertikai.
Pasalnya Yordania yang berlokasi di antara Israel di barat dan Iran di timur membuat teritorial negara kerajaan tersebut menjadi lalu lintas dari serangan udara yang ditargetkan ke Israel.
Serangan Iran yang dimaksudkan sebagai balasan atas penghancuran kantor konsulat Iran di Damaskus pada Senin (1/4/2024) juga dilancarkan dari negara sekutu Iran seperti Irak dan Suriah yang berbatasan langsung dengan Yordania.
Hal tersebut membuat Yordania yang sejatinya bukan target serangan turut bersiaga. Angkatan bersenjata Yordania bahkan ikut menembak jatuh beberapa drone Iran yang memasuki wilayah udaranya sebagai bentuk pertahanan diri, dikutip Tuturpedia dari Reuters pada Senin (15/4/2024).
Pemerintah Yordania kemudian meminta agar kewenangannya dalam mempertahankan diri tidak dipertanyakan oleh Iran dengan memanggil Duta Besar Iran untuk Yordania.
”Kementerian Luar Negeri memanggil duta besar Iran hari ini dan menyampaikan pesan kepadanya bahwa penghinaan dan pertanyaan tentang posisi Yordania harus dihentikan,” tulis akun resmi X Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Yordania dalam bahasa Arab, pada Senin (15/4/2024).
Yordania juga sempat menutup penerbangan sipil di negaranya selama malam serangan karena adanya gangguan terhadap sistem Global Positioning System (GPS).
Hal serupa dilakukan oleh negara di kawasan lain seperti Irak dan Lebanon. Baru keesokan paginya pada Minggu (14/4/2024) sebagian penerbangan kembali beroperasi.
Berbeda dengan Iran dan sebagian besar negara Arab, Yordania telah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Ini dikarenakan Yordania telah berdamai dengan Israel sejak 1994 setelah dua kali memerangi Israel pada tahun 1948 dan 1967.
Langkah tersebut membuat negara yang beribukota di Amman ini menjadi negara Arab kedua yang menormalisasi hubungan dengan Israel setelah Mesir pada tahun 1979.
Disusul oleh tiga negara Arab lainya yaitu Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko pada tahun 2020 melalui Perjanjian Abraham yang disponsori oleh Amerika Serikat era Presiden Donald Trump.***
Penulis: Fadillah Wiyoto.
Editor: Annisaa Rahmah.