banner 728x250

Ibu Menyusui Alami ASI Seret? Begini Penjelasan Ahli Gizi dr Tan Shot Yen

Penjelasan ahli gizi dr Tan Shot Yen tentang ASI seret pada ibu menyusui. Foto: pixabay.com/stones24
Penjelasan ahli gizi dr Tan Shot Yen tentang ASI seret pada ibu menyusui. Foto: pixabay.com/stones24
banner 120x600

Tuturpedia.com – Air Susu Ibu (ASI) menjadi makanan utama bagi bayi dalam 1.000 hari pertama kehidupannya.

Seorang ibu disarankan untuk menyusui atau memberikan ASI hingga sang anak berusia 2 tahun.

Namun proses menyusui tak selalu berjalan mulus. Pada beberapa ibu menyusui, permasalahan seperti ASI yang seret membuat bayi tak bisa mendapatkan nutrisi yang cukup.

Mengutip pernyataan ahli gizi dr Tan Shot Yen pada podcast moms corner di YouTube Nikita Willy Official pada Sabtu (8/6/2024), produksi ASI bisa menjadi seret karena beberapa faktor.

Dalam pernyataannya, dr Tan menyebut jika produksi ASI berkaitan dengan respons tubuh berdasarkan permintaan ASI atau supply by demand.

“Prinsip ASI adalah semakin sering disusukan, semakin sering payudara dikosongkan, produksinya akan menjadi semakin banyak,” ujar dr Tan.

Saat ini, banyak ibu menyusui yang memompa ASI-nya dikarenakan berbagai alasan.

Sayangnya, menurut dr Tan proses memompa ASI menggunakan alat tidaklah seefektif saat bayi menyusu langsung.

“ASI seret itu biasanya kalau ibunya sudah mulai perah-perah karena sering ditinggal bayinya. Kalau itu terjadi maka orang kalau memerah itu tidak sama dengan isapan bayi,” ucapnya.

Salah satu kesalahan lain yang sering dilakukan ibu menyusui saat memompa ASI adalah mengosongkan payudara dalam jeda yang terlalu lama.

“Apalagi kalau perah kan biasanya ibunya sibuk ya kerja dan segala macam itu belum tentu 2 jam sekali dia perah. Kadang-kadang perahnya cuman ketika istirahat makan siang,” lanjut dr.Tan.

“Nah itu akhirnya jeda perahnya itu terlalu jauh. Hal ini membuat produksi ASI kayak merasa tidak diperlukan lagi, sehingga ASI-nya keluar sedikit,” jelasnya.

Selain pengosongan payudara yang kurang maksimal, dr Tan juga menyebut faktor lain yang bisa membuat produksi ASI ibu menyusui tidak maksimal. Hal ini adalah faktor psikologis dari sang ibu.

“ASI itu diproduksi karena ada hormon namanya oksitosin. Oksitosin itu diproduksi kalau ibunya tenang dan bahagia,” tuturnya.

Ia pun mengingatkan agar para suami bisa berperan aktif untuk memberi dukungan para ibu menyusui.

“Jadi suami berperan penting untuk bisa membuat ibunya tenang dan bahagia. Itu suplementasinya ASI terbaik,” ungkap dr.Tan.***

Penulis: Sri Sulistiyani.

Editor: Annisaa Rahmah.