Jateng, Tuturpedia.com – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Blora, Jawa Tengah, adakan audiensi dengan Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP4) setempat, dengan membawa segepok gagasan tentang Proyeksi Pembangunan Pertanian di Blora.
Mohammad Taufiqurrohman Naim, Ketua HMI Cabang Blora menyampaikan pada Tuturpedia ini, tujuan audiensi ini adalah upaya untuk melembagakan ide dan gagasan agar dapat menjadi sebuah program yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blora.
“Dari data BPS Blora, pada tahun 2024 tercatat sekitar 43,52 persen penduduk mata pencaharian di kabupaten Blora berprofesi sebagai petani. Padahal perkembangan ekonomi di Blora cenderung stagnan. Fluktuasi prosentasenya tidak terlalu jauh, yakni 1-3 persen dari tahun 2021-2023,” ucapnya.
HMI Cabang Blora menilai bahwa secara geografis blora merupakan daerah yang kaya akan lahan pertanian.
Oleh karena itu, menurutnya, diperlukan sebuah inovasi dan gagasan baru agar hasil pertanian dapat meningkat secara signifikan.
Dalam pertemuan audiensi dengan DP4 beberapa waktu lalu, pihaknya juga menyampaikan beberapa pokok-pokok gagasan yang perlu mendapatkan prioritas.
Pertama, gagasan atas digalakkannya pertanian organik. Alasannya tak lain adalah meminimalisasi potensi pencemaran tanah atas penggunaan pupuk kimia.
Dengan kata lain pertanian organik ini perlu didorong dengan strategi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat atas penggunaan pupuk kimia yang berlebihan agar beralih ke pupuk organik.
Kedua, mendorong untuk meningkatkan pengembangan produk buah, yakni durian dan alpukat. Karena kedua buah ini dipilih berdasarkan potensi pasar yang tinggi dan kesesuaian dengan kondisi geografis di beberapa titik.
Dengan harapan hasil dari buah tersebut dapat menjadi komoditas perdagangan di Blora.
Ketiga, mengusulkan membangun waduk atau embung di lahan sawah yang pada umumnya hanya dapat panen satu kali setiap tahun, seperti Kec. Jiken dan Kec. Sambong.
Keempat, mengusulkan konsep sinergitas dan kolaborasi antar lembaga pemerintah atau organiasi perangkat daerah (OPD) untuk bekerja sama dengan tujuan keberlanjutan pembangunan sesuai SDG’s.
Seperti konsep eco wisata yang dapat diupayakan antara sektor pariwisata dengan sektor pertanian atau perkebunan.
Kelima, meningkatkan strategi untuk menarik perhatian para pemuda dengan menjadi petani millenial.
“Dan sebagai akhir dari pertemuan audiensi tersebut, pihak dinas menyampaikan terima kasih atas kunjungan dan audiensinya. Harapannya adalah dapat menjadi awal dari sinergitas yang positif dan tidak hanya berhenti dalam tataran konsep atau wacana,” beber Taufiq, sapaan akrabnya.
Terakhir, Taufiq juga mengatakan bahwa dia bersedia untuk membuat agenda demi mendalami dan bertatap muka sebagai langkah tindak lanjut dari pertemuan tersebut.***
Kontributor Jawa Tengah: Lilik Yuliantoro
Editor: Nurul Huda