Tuturpedia.com – Tingginya antusiasme masyarakat untuk melakukan mudik Lebaran 2024 membuat lalu lintas diprediksi mengalami kemacetan saat terjadi puncak arus mudik mendatang.
Dikutip Tuturpedia.com dari laman dephub.go.id, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pun mengimbau agar masyarakat bisa melakukan perjalanan mudik Lebaran lebih awal sebelum puncak arus mudik yang diprediksi akan mulai terjadi pada 5-8 April 2024.
Dengan mudik Lebaran ebih awal, diharapkan masyarakat bisa menghindari kepadatan pada saat puncak arus mudik.
“Puncak mudik yang tadi disampaikan H-4, H-3 dan H-2. Di hari-hari itu akan tinggi sekali. Oleh karenanya kita mengimbau, sebagian masyarakat yang anak-anaknya sudah libur agar bisa mudik lebih awal,” tutur Menhub Budi Karya.
Selain itu, Budi juga mengingatkan agar masyarakat sebaiknya tidak menggunakan sepeda motor untuk mudik karena perjalanan jarak jauh menggunakan kendaraan roda dua dinilai sangat berbahaya.
Sebagai solusinya, Budi mengajak masyarakat untuk lebih memilih angkutan umum atau memanfaatkan program mudik gratis yang disediakan Kementerian Perhubungan dan instansi lain yang menyelenggarakan program mudik gratis.
Lebih lanjut Budi juga memaparkan sejumlah hal yang harus mendapat perhatian para pihak terkait dalam angkutan lebaran kali ini.
“Sejumlah titik kami harapkan bisa menjadi perhatian Polri. Pertama adalah pasar tumpah yang kerap menjadi titik masalah arus mudik, khususnya daerah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kedua adalah terkait pengaturan kapal di Pelabuhan Sulsel, Riau, Kaltim dan Jatim, khususnya Madura. Serta dari sisi udara, Bandara Soekarno Hatta dan Bandara Ngurah Rai Bali yang berpotensi lebih ramai dari biasanya agar bisa diberi perhatian lebih,” ujarnya.
Guna menyikapi potensi pergerakan dan volume kendaraan yang tinggi, Budi Karya juga menjelaskan bahwa Kemenhub telah menyiapkan Posko Terpadu Angkutan Lebaran.
Posko ini akan dibuka mulai dari tanggal 3 hingga 18 April 2024 dan bertempat di Ruang Mataram Kantor Pusat Kementerian Perhubungan.***
Penulis: Sri Sulistiyani
Editor: Nurul Huda