banner 728x250
Budaya  

Hari Kelahirannya Diperingati di UNESCO, Siapakah Sosok A.A. Navis?

Peringatan seratus tahun kelahiran A.A. Navis di Markas Besar UNESCO, Paris. Foto: instagram.com/kemendikdasmen
Peringatan seratus tahun kelahiran A.A. Navis di Markas Besar UNESCO, Paris. Foto: instagram.com/kemendikdasmen
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Pada Minggu, 17 November 2024 lalu, merupakan tahun ke-100 dari kelahiran sastrawan Minang ternama, Ali Akbar Navis atau lebih dikenal dengan nama pena A.A. Navis. 

Uniknya peringatan akan kehidupan sang sastrawan yang berpulang pada 2003 tidak hanya berlangsung di dalam negeri Indonesia, tetapi juga di kancah internasional. Tepatnya di markas besar organisasi internasional UNESCO (United Nations Educational, Sciencetific, and Cultural Organization) yang berlokasi di Paris pada Rabu, 13 November 2024 dan Kamis, 14 November 2024.

Peringatan diisi dengan gelar wicara yang menghadirkan narasumber dari Prancis dan Indonesia, termasuk putri dari A.A. Navis. Sehingga turut dimanfaatkan untuk mempromosikan budaya Indonesia melalui pertunjukan tari dan suguhan makanan tradisional. 

Dilansir Tuturpedia dari akun Instagram resmi KBRI Paris pada Rabu (4/12/2024), instansi yang menjadi penyelenggara acara, kegiatan tersebut merupakan perwujudan dari penetapan 100 tahun hari lahir A.A. Navis sebagai perayaan internasional UNESCO. Keputusan telah dibuat setahun sebelumnya dalam Sidang Umum UNESCO ke-42 pada November 2023.

A.A. Navis Dikenal Lewat Cerpen

A.A. Navis sendiri paling dikenal melalui cerita pendeknya yang berjudul Robohnya Surau Kami (1956). Kisahnya menceritakan tentang sosok yang pandai beribadah namun berakhir di neraka. 

Mengapa? Rupanya karena ia begitu fokus pada ibadah yang bermanfaat bagi diri sendiri sehingga melupakan peran dan manfaatnya bagi keluarga, masyarakat, dan negerinya. Tuhan, dalam cerpen Navis, tidak menerima perilaku hamba yang seperti itu. 

Cerpen yang sarat kritik sosial ini cukup populer karena kerap dimuat dalam mata pelajaran di sekolah. 

Meski banyak mengangkat latar Minangkabau dan adatnya yang merupakan daerah asal sang penulis, karyanya dianggap memiliki nilai yang relevan bagi beragam bangsa sehingga turut diperingati oleh UNESCO. 

Salah satunya adalah pesan untuk menjaga lingkungan yang terbilang visioner karena muncul pada tahun 1960, dikutip Tuturpedia dari diskusi SMB Hardiknas: 100 Tahun Sastrawan AA Navis Dirayakan Dunia di Youtube resmi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

Sayangnya, sosok A.A. Navis dan karyanya makin sedikit diketahui oleh masyarakat Indonesia yang dirundung oleh rendahnya minat baca terlebih terhadap sastra. Padahal banyak yang bisa dipetik dari karya Navis, baik dari kemampuan berbahasa maupun pesan moral yang masih relevan hingga kini.***

Penulis: Fadillah Wiyoto

Editor: Annisaa Rahmah