Yogyakarta, Tuturpedia.com — Harga kebutuhan pokok di Kota Yogyakarta kembali berfluktuasi pada Senin, 20 Oktober 2025. Berdasarkan data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), sejumlah komoditas menunjukkan kenaikan harga, sementara lainnya justru mengalami penurunan.
Kenaikan tertinggi terjadi pada daging ayam ras segar dan cabai merah besar, dua bahan pangan yang sering menjadi penyumbang inflasi rumah tangga. Sementara itu, harga minyak goreng curah dan cabai keriting justru turun tipis.
Menurut laporan PIHPS per pukul 12.09 WIB, daging ayam ras segar naik dari Rp36.250 per kilogram menjadi Rp36.500/kg. Meski kenaikannya hanya Rp250, perubahan kecil ini cukup dirasakan pedagang dan konsumen, mengingat ayam merupakan bahan pangan utama di pasar tradisional Yogyakarta.
Sementara itu, cabai merah besar mengalami kenaikan dari Rp57.500/kg menjadi Rp58.750/kg. Kondisi cuaca dan distribusi antar-daerah disebut menjadi salah satu faktor pemicu. “Pasokan cabai dari luar daerah sempat tersendat karena hujan deras di beberapa wilayah pengirim,” ujar salah satu pedagang Pasar Beringharjo, Siti (38), saat ditemui Senin pagi.
Berbanding terbalik, harga cabai merah keriting justru turun cukup signifikan, dari Rp56.250 menjadi Rp50.000/kg. Cabai rawit merah juga ikut turun dari Rp36.250 menjadi Rp35.000/kg. Penurunan ini disebut karena stok melimpah pasca panen raya di wilayah Sleman dan Bantul.
Tak hanya cabai, minyak goreng curah juga mengalami penurunan harga sebesar 0,83 persen, dari Rp18.150/kg menjadi Rp18.000/kg. Harga minyak goreng kemasan sederhana pun cenderung stabil di kisaran Rp18.500–Rp19.000/kg.
Harga Stabil untuk Komoditas Lain
Beberapa bahan pokok lain masih berada pada kisaran harga stabil. Bawang merah tercatat Rp41.500/kg, bawang putih Rp39.500/kg, dan beras kualitas bawah I Rp13.150/kg. Sementara gula pasir premium bertahan di angka Rp18.250/kg dan telur ayam ras Rp30.750/kg.
Menurut data Badan Pangan Nasional (Bapanas) per 11.18 WIB, harga di tingkat pasar Jogja juga menunjukkan tren serupa. Daging ayam ras tercatat naik tipis dari Rp36.000 menjadi Rp36.600/kg.
Faktor Penyebab Fluktuasi
Fluktuasi harga bahan pokok di Yogyakarta tak lepas dari keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Saat pasokan turun sementara permintaan tetap tinggi, harga otomatis terdorong naik. Begitu pula sebaliknya, ketika stok melimpah di pasar, harga cenderung turun.
“Perubahan harga ini wajar terjadi menjelang akhir bulan. Biasanya, perputaran uang di masyarakat mulai meningkat, tapi pasokan dari distributor belum semuanya stabil,” kata analis pangan DIY, Agus Triyono.
Agus juga menjelaskan, faktor lain seperti cuaca, biaya distribusi, dan kompetisi antar-pedagang turut memengaruhi harga harian. Pemerintah daerah disebut terus memantau kondisi tersebut agar harga tidak melonjak tajam menjelang libur panjang dan akhir tahun.
Upaya Pemerintah
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY mengimbau masyarakat untuk tetap tenang menghadapi dinamika harga sembako. “Kami terus berkoordinasi dengan Bapanas dan PIHPS agar pasokan tetap terjaga. Operasi pasar akan kami lakukan bila diperlukan,” ujar Kepala Disperindag DIY, Rina Kusuma.
Ia menambahkan, pemerintah daerah juga tengah menyiapkan program Gerakan Pangan Murah (GPM) di beberapa titik, termasuk Pasar Kranggan dan Pasar Gamping, guna menstabilkan harga menjelang akhir Oktober.
Dengan kondisi harga yang fluktuatif, warga diimbau untuk bijak berbelanja dan menyesuaikan kebutuhan harian.
“Yang penting stok aman dan masyarakat tidak panik. Harga bisa naik turun, tapi masih dalam batas wajar,” tutup Rina.















