Tuturpedia.com – Salah satu aset Crypto dianggap lakukan comeback pada akhir 2023. Hal ini disebabkan harga Bitcoin (BTC) yang dikabarkan kembali melambung tinggi di penghujung akhir tahun ini.
Setelah sekian lama melewati “musim dingin Crypto,” berita ini menjadi angin segar bagi para pedagang dan investor Crypto.
Sebab, banyak di antara mereka mengalami kerugian akibat kepemilikan aset Crypto tersebut beberapa waktu ke belakang.
Dikutip dari laman Fast Company, Rabu (25/10/23) Harga Bitcoin (BTC) melewati $35,000 minggu ini atau setara dengan Rp555.345.000, kenaikan yang belum pernah terjadi sejak Mei 2022.
Meskipun harga $35,000 masih jauh dari nilai puncak BTC yang lebih dari $63,000 pada musim semi 2021, ini mewakili lonjakan yang signifikan. Harga Bitcoin turun menjadi kurang dari $17,000 pada akhir 2022.
Tepat pada 24 Oktober 2023 pagi hari, harga Bitcoin berada di atas $34,000. Dalam waktu 24 jam, nilai Bitcoin telah naik lebih dari 11%.
Sepanjang tahun, nilainya telah meningkat lebih dari 90%. Bitcoin dinilai memimpin kenaikan pasar Crypto di penghujung 2023.
Apa yang Menyebabkan Harga Bitcoin Mengalami Kenaikan?
Kenaikan ini mencerminkan peningkatan permintaan karena investor kripto mengantisipasi persetujuan dan penayangan Bitcoin ETF, atau dana yang diperdagangkan di bursa.
Ditambah lagi dengan adanya likuidasi singkat senilai $178 juta, yang mungkin menambah tekanan pembelian karena para pedagang menutupi posisi yang hilang dengan pembelian Bitcoin.
Menurut Coindesk, akibat dari peningkatan permintaan ini, total kapitalisasi pasar naik 8% mencapai level yang belum pernah terlihat sejak pertengahan Agustus.
Dominasi Bitcoin yang dinilai dari rasio kapitalisasi token dibandingkan dengan pasar lainnya melampaui 50%, menunjukkan permintaan umum untuk sektor ini.
Antisipasi ini tidak hanya meningkatkan nilai Bitcoin, tetapi juga nilai aset terkait kripto lainnya, termasuk saham perusahaan seperti Coinbase (naik hampir 14% dalam perdagangan sehari-hari) dan Riot Platforms, seorang penambang kripto (naik 14%).
Crypto kedua terbesar setelah Bitcoin, Ethereum (ETH) juga mengalami kenaikan nilai harga yang naik lebih dari 16% dalam lima hari kebelakang.
Selain penyebab di atas, ada beberapa faktor pembantu yang juga mendorong kenaikan Bitcoin di akhir tahun ini.
Menurut laman Fast Company, faktor pertama adalah pengadilan banding federal mengeluarkan mandat pekan ini yang mengatakan bahwa Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) perlu mempertimbangkan permohonan dari Grayscale Investments untuk mengubah kepercayaan Bitcoinnya menjadi ETF.
Kedua, disebabkan adanya pengajuan BlackRock untuk ETF Bitcoin tunai diperbarui.
Diperkirakan dana tersebut sedang bersiap untuk diluncurkan, meskipun belum ada persetujuan untuk dana serupa dari SEC.
Secara keseluruhan, kenaikan harga Bitcoin ini memberikan sinyal positif untuk pasar Crypto.
Menurut kepala riset CoinDesk, Todd Groth, kenaikan harga ini terlihat dari Bitcoin Trend Indicator (BTI) (alat pengukur kekuatan harga Bitcoin) yang bergerak terus ke arah yang signifikan.
Hal itu merupakan sinyal positif yang menandakan bahwa kekuatan aset Crypto ini dapat bertahan dan berlanjut hingga minggu-minggu selanjutnya.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda
Respon (0)