banner 728x250

Hadir dalam Diskusi Publik terkait Taman Budaya, Iswar Aminuddin: TBRS Adalah Warisan yang Luar Biasa

(Foto: Rizal Akbar)
(Foto: Rizal Akbar)
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Sekretaris Daerah Kota Semarang, Ir. Iswar Aminuddin, MT. Hadir dalam kegiatan diskusi yang diadakan KOTTA (Komunitas Transformasi Kota) Semarang, Kamis (24/8/2023).

Dalam diskusi yang bertema “Bedah Taman Budaya dalam Perspektif Pembangunan Kota” tersebut, Iswar menyampaikan bahwa TBRS (Taman Budaya Raden Saleh) adalah warisan budaya yang luar biasa.

“TBRS ini adalah warisan budaya yang luar biasa,” ucap Iswar.

“Peninggalan dari para leluhur ini akan menjadi pegangan kita dalam membangun sebuah kota,” ucapnya lagi.

Dalam acara yang diselenggarakan di sekitar area Makam Mbah Genuk/Eks-Wonderia Semarang tersebut, Iswar juga menceritakan riwayat kawasan TBRS-Wonderia.

“Dulu tempat ini pernah jadi terminal, pernah juga jadi kebun binatang, jadi taman hiburan rakyat juga pernah,” terang Iswar.

“Dulu sebelum PRPP pindah ke daerah Semarang Utara, kawasan ini (TBRS-Wonderia) juga pernah jadi PRPP, setelahnya jadi Wonderia, sempat juga mau jadi Transtudio,” terangnya lagi.

Iswar menambahkan, bahkan dulu ada pihak yang pernah menawar kawasan TBRS-Wonderia untuk dijadikan hotel.

“Ini ada satu lagi, tapi belum banyak yang tau, dulu ada yang menawarkan untuk menjadikan kawasan ini jadi Hotel, tapi sampai sekarang belum terealisasi,” tambahnya.

Mengingat riwayat TBRS-Wonderia yang berubah-ubah tersebut, Iswar Aminuddin mengatakan bahwa kawasan tersebut akan tetap menjadi ruang umum masyarakat Kota Semarang.

“Saya yakin, jika menilik riwayat tempat ini. TBRS-Wonderia akan tetap sesuai dengan keinginan masyarakat yaitu menjadi ruang umum bagi masyarakat Kota Semarang,” kata Iswar.

Di akhir pantikannya, Iswar menyampaikan harapan dan rencana terkait masa depan TBRS-Wonderia.

“Pemerintah Kota Semarang akan mengembalikan TBRS sebagaimana fungsinya secara utuh. Sebab Semarang tidak akan bisa maju kalau kebudayaan yang menjadi nafas masyarakat Kota Semarang ditinggalkan,” tutupnya.

Sebagai informasi, kegiatan diskusi publik ini adalah rangkaian dari tiga kegiatan yang direncanakan oleh Komunitas KOTTA. 

Diawali dengan diskusi Taman Budaya dalam Perspektif Pembangunan Kota, kemudian dilanjutkan diskusi terkait Taman Budaya Raden Saleh dan sinkronisasi kota, lalu ditutup dengan FGD (Forum Group Discussion) seputar seni & budaya dalam upaya pembangunan sumber daya manusia.

Penulis: Rizal Akbar (Kontributor Kota Semarang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses