banner 728x250
Travel  

Hadapi Tantangan Global, Sandiaga Sebut Sektor Pariwisata Baru akan Pulih Tahun 2025

Sektor pariwisata diprediksi baru akan pulih tahun 2025. Foto: Laman Kemenparekraf RI
Sektor pariwisata diprediksi baru akan pulih tahun 2025. Foto: Laman Kemenparekraf RI
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, tren berwisata tahun ini menurun akibat permasalahan ekonomi global.

Sandiaga memproyeksikan, sektor pariwisata baru akan pulih secara penuh di tahun depan atau 2025. 

Tahun 2024 menurut Sandiaga merupakan tahun yang membuat sektor pariwisata lesu. Sebab, sebelumnya para wisatawan global sempat menunda perjalanan akibat Covid-19.

Kemudian, terjadi fenomena revenge travel, yaitu tren wisata secara masif pasca pandemi lantaran perjalanan yang sebelumnya tertunda. 

“Jadi kalau kita sempat terkena pandemi dan akhirnya banyak yang balas dendam untuk traveling di tahun 2022 atau 2023, tahun ini akan menurun drastis,” kata Sandiaga dalam The Weekly Brief With Sandi Uno, di Jakarta, Senin (18/3/2024).

Sejumlah tantangan global juga ditengarai menjadi faktor yang membuat sektor pariwisata menurun, misalnya isu geopolitik, perlambatan ekonomi atau inflasi, dan juga masalah mengenai staff shortage (manajemen sumber daya manusia). 

Oleh karena itu, Sandiaga memprediksi sektor pariwisata baru benar-benar pulih tahun depan.

“Industri pariwisata diperkirakan baru akan sepenuhnya pulih pada tahun 2025,” ucapnya.

Pada weekly brief tersebut, Sandiaga juga menyampaikan sejumlah insight yang didapatkan dari ITB Berlin Convention 2024 beberapa waktu lalu. 

Teknologi Jadi Andalan Mengakses Destinasi Wisata

Sandiaga menjelaskan, saat ini tren teknologi di pariwisata juga makin meningkat, di mana 48 persen wisatawan mencari destinasi wisata melalui perangkat handphone (HP), 47 persen mencari penerbangan melalui aplikasi, 40 persen melakukan pemesanan melalui HP, dan 22 persen wisatawan sudah menggunakan artificial intelligence (AI) atau chatbot dalam perencanaan wisata.  

Penggunaan media sosial juga menjadi inspirasi utama wisatawan global untuk berwisata. Sebanyak 40 persen wisatawan global menjadikan YouTube sebagai sumber inspirasi untuk berwisata, 35 persen terinspirasi dari mulut ke mulut, dan 33 persen terinspirasi dari media sosial seperti Instagram.

“Digitalisasi ini sangat berdampak pada keputusan wisatawan untuk bepergian. Jadi ini luar biasa, sosial media juga bisa menjadi inspirasi utama. Maka destinasi juga sektor transportasi harus memperhatikan ini dengan baik,” ujar Sandiaga. 

Sandiaga juga menyampaikan, wisata kuliner sangat berpotensi untuk dikembangkan. Hal ini berdasarkan survei bahwa 46 persen wisatawan global memasukkan pilihan wisata kuliner sebagai aktivitas teratas oleh wisatawan.

Sementara 42 persen wisatawan memiliki preferensi untuk jalan-jalan dan melihat-lihat, serta 40 persen lebih memilih untuk menghabiskan waktu berwisata di daerah pantai. 

Strategi mendatangkan wisatawan global juga semakin digencarkan, khususnya bagi wisatawan Asia. Sandiaga mengatakan, wisatawan Asia biasanya akan datang dalam small group dan lebih memilih mengunjungi dan beraktivitas wisata luar ruang seperti ke pantai hingga mengunjungi situs budaya dan sejarah. 

“Data-data ini harus dapat kita manfaatkan. Kita harus menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya,” tutur Menparekraf Sandiaga.***

Penulis: Angghi Novita.

Editor: Annisaa Rahmah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses