Tuturpedia.com – Bersamaan dengan dibukanya musim baru Bundesliga pada akhir pekan ini, tak diragukan lagi sosok Vincent Kompany akan jadi sorotan.
Bagaimana tidak? Saat ini ia memegang jabatan sebagai pelatih Bayern Munchen, yang musim lalu gagal meraih gelar sama sekali dan harus rela membiarkan trofi juara Bundesliga berpindah ke tangan Bayer Leverkusen.
Buntutnya, Thomas Tuchel didepak dan setelah berminggu-minggu berburu manajer anyar, secara mengejutkan Bayern memutuskan merekrut Kompany, yang musim lalu gagal mempertahankan tempat Burnley di Liga Inggris.
Kompany Dinilai Sosok Tepat untuk Bayern
Sejak resmi ditunjuk jadi bos anyar Die Roten, mantan pemain timnas Belgia itu langsung bekerja memulihkan tatanan internal klub sekaligus menumbuhkan kepercayaan pemain kepada dirinya.
Menurut penilaian mantan gelandang Bayern dan timnas Jerman, Lothar Matthaeus, buruknya komunikasi antara Tuchel dan pemain jadi sandungan terbesar yang memicu kegagalan Bayern musim lalu.
Soal Kompany, ia mengekspresikan optimismenya bahwa klub tersukses di Bundesliga itu telah memilih pelatih yang tepat untuk membawa kembali atmosfer kekeluargaan di dalam skuad.
Darah Segar dalam Skuad
Tak hanya itu, perbaikan skuad juga dilakukan lewat kedatangan beberapa wajah baru di Allianz Arena.
Selain pembelian Michael Olise dan Joao Palhinha yang totalnya mencapai angka 100 juta euro (lebih dari Rp1,73 triliun), ada juga sosok bek Hiroki Ito untuk menambal lini belakang Bayern yang musim lalu tampil tak cukup memuaskan.
“Saya punya perasaan positif tentang tim ini yang tampaknya kembali terinspirasi dan siap menyerang lagi,” ungkap Direktur Olahraga Bayern, Max Eberl.
Sementara itu, skuad Leverkusen tidak mengalami perubahan signifikan dibandingkan musim lalu. Bahkan, keberhasilan mereka menjuarai Piala Super Jerman juga didukung faktor “pantang pulang sebelum menang”, seperti yang ditunjukkan sepanjang musim 2023/24 kemarin.
Dalam laga melawan VfB Stuttgart itu, Leverkusen berhasil memaksakan hasil imbang di penghujung durasi normal sebelum akhirnya menang lewat adu penalti.
Meski begitu, Matthaeus menilai bahwa tekanan yang diemban Leverkusen musim ini tak sebanding dengan beban di pundak Bayern.
“Leverkusen tidak harus menang. Bayern, setelah dua musim terakhir tak hanya harus menang tapi harus tampil baik juga. Itu baru tekanan,” ujarnya.***
Penulis: K Safira
Editor: Annisaa Rahmah