Indeks
Sports  

Hadapi Carlos Alcaraz di Final Wimbledon 2024, Upaya Balas Dendam Novak Djokovic

Novak Djokovic bertemu Carlos Alcaraz di final Wimbledon 2024. Foto: x.com/DjokerNole
Novak Djokovic bertemu Carlos Alcaraz di final Wimbledon 2024. Foto: x.com/DjokerNole

Tuturpedia.com – Petenis Carlos Alcaraz akan kembali berhadapan dengan Novak Djokovic di final Wimbledon pada Minggu (14/7/2024).

Seolah mengulang pertandingan serupa seperti Wimbledon 2023, di mana Novak Djokovic mengalami kekalahan dari Carlos Alcaraz kala itu.

Tentu laga final Wimbledon 2024 ini akan menjadi upaya balas dendam bagi Djokovic untuk mengalahkan Alcaraz.

Sebelumnya, Djokovic telah menyingkirkan Lorenzo Musetti di semifinal Wimbledon 2024 dalam dua set langsung pada Jumat (12/7/2024) kemarin.

Begitu juga dengan Alcaraz, yang berhasil menang atas Daniil Medvedev dalam semifinal tersebut.

“Saya pikir dia mengejutkan kita semua tahun lalu dengan cara dia bermain di Queen’s dan Wimbledon, yang dia menangkan berturut-turut,” ujar Novak Djokovic tentang Alcaraz, dilansir Tuturpedia dari ATP pada Sabtu (13/7/2024).

Petenis asal Serbia itu pun menyebutkan kekagumannya terhadap Alcaraz, petenis muda berkebangsaan Spanyol.

“Anda mungkin berpikir bahwa bagi seseorang yang tumbuh di Spanyol, seperti dia, cara dia bermain, lapangan tanah liat, kemenangan Grand Slam, yang terjadi tahun ini di Roland Garros dan AS Terbuka beberapa tahun lalu mungkin tidak terlalu mengejutkan seperti Wimbledon. Namun cara dia bergerak dan bermain selama beberapa tahun terakhir di lapangan rumput sungguh luar biasa untuk disaksikan,” bebernya.

Meski begitu, Djokovic menilai ada kesamaan antara dirinya dengan Alcaraz. Bagaimana keduanya memiliki kemampuan dalam adaptasi hingga menyesuaikan diri.

“Saya melihat banyak kesamaan antara saya dan dia dalam hal kemampuan beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan permukaan. Saya pikir itu mungkin sifat terbesarnya, dia punya kemampuan untuk bermain sama baiknya di permukaan apa pun dan beradaptasi dengan lawan pada hari tertentu,” terangnya.

Tak hanya ambisi untuk mengalahkan lawan, Djokovic juga berupaya menyamakan rekor Roger Federer, yang sudah meraih gelar Wimbledon sebanyak 8 kali.

Sementara, Djokovic masih memegang 7 kali gelar Wimbledon di tunggal putra, termasuk yang terbanyak setelah Federer.

“Jelas saya tahu Roger memegang delapan (gelar) Wimbledon. Saya memegang tujuh. Sejarah dipertaruhkan. Juga potensi Grand Slam ke-25,” tutur Djokovic.

Walau demikian, motivasi tersebut justru berbarengan dengan tekanan yang dihadapi Djokovic. Mengingat persaingan yang ada sekarang, ialah melawan pemain muda, seperti Alcaraz 21 tahun.

“Tentu saja, ini menjadi motivasi yang besar, namun di saat yang sama juga memberikan banyak tekanan dan ekspektasi,” ungkapnya.

“Setiap kali saya melangkah ke lapangan sekarang, meskipun saya berusia 37 tahun dan bersaing dengan pemain berusia 21 tahun, saya masih berharap diri saya memenangkan sebagian besar pertandingan dan orang-orang mengharapkan saya untuk menang, apa pun itu, 99 persen pertandingan, pertandingan yang saya mainkan,” tambahnya.

Telah lolos ke final Wimbledon menjadi rasa senang tersendiri bagi Djokovic, sebab sebelumnya ia menjalani operasi lutut di awal bulan Juni. Namun, sejauh ini lima pertandingannya berjalan dengan baik.

“Jadi saya sangat, sangat senang bisa mencapai final karena saya tidak memikirkan hal itu di beberapa pertandingan pertama. Saya hanya berpikir untuk bergerak dengan baik, tidak melukai diri sendiri dan merasa lebih bebas untuk berkata dalam gerakan saya,” ucapnya.***

Penulis: Annisaa Rahmah.

Editor: Annisaa Rahmah.

Exit mobile version