Tuturpedia.com – Debat Capres 2024 yang diselenggarakan di gedung KPU pada Selasa (12/12/2023) kemarin ramai menjadi sorotan di media sosial.
Dari tiga capres yang mengungkap gagasan dalam membangun Indonesia ke depan, Prabowo menjadi sosok yang paling menyedot perhatian publik selama debat capres 2024.
Hal ini diungkap oleh Gus Raharjo, pegiat media sosial yang menyampaikan opininya mengenai debat capres 2024 ini melalui Facebook dengan judul, ‘Penerus Jokowi Kok Suka Marah-marah?’ yang diunggah pada Rabu (14/12).
Gus Raharjo menyayangkan, meski Prabowo menjadi sorotan, tetapi bukan gagasannya yang menarik perhatian publik, melainkan sikapnya selama debat capres 2024.
“Hanya saja memang bukan gagasannya yang menempel ke dalam memori masyarakat, melainkan kebobrokan attitude-nya,” tulis Gus Raharjo.
Selain itu, dia juga menilai sepanjang debat itu, Prabowo tak memaparkan gagasan untuk menyelesaikan beragam permasalahan di Indonesia. Sebab, yang paling banyak disorot dari penampilannya adalah penguasaan kontrol emosi yang buruk.
“Ia beberapa kali terlihat marah-marah sampai menyerang pribadi, joget tiba-tiba yang bikin penonton mengernyitkan dahi, hingga adegan memorable yang mungkin tidak bakal dilupakan sampai dua generasi: Prabowo terlihat menyulurkan lidah,” ungkap Gus Raharjo.
Lebih lanjut, Gus Raharjo menuturkan kemungkinan Prabowo sudah lelah berpura-pura menjadi orang lain. Selama ini, imejnya dibangun sebagai sosok yang santun, asik, dan gemoy. Namun, pada akhirnya karakter asli di ruang debat capres 2024 terungkap.
Usai melihat sendiri penampilan Prabowo selama debat, dia punya satu pertanyaan besar. Apakah orang seperti itu layak dikatakan sebagai penerus Jokowi? Sebab, semestinya penerus Jokowi mestinya adalah sosok yang suka bekerja, bukan orang yang temperamental dan gemar marah-marah.
Justru perilaku Prabowo ini, menurutnya, telah merendahkan Jokowi. Menurutnya, dari tindakan saat debat ini sama sekali tidak pantas meneruskan kepemimpinan Jokowi.
“Itu memang kurang ajar. Jokowi adalah seorang pemimpin yang taktis. Dalam memaparkan gagasan pun ia sangat detail, dan mudah dipahami masyarakat,” pungkasnya.
Menurut Gus Raharjo, program pembangunan strategis Jokowi harus dipercepat. Hal ini hanya bisa dilakukan jika penerusnya adalah seorang yang berpengalaman, punya kepemimpinan yang matang dan terukur, baik secara emosional maupun pikiran.
Dia menyebutkan, pemimpin yang tepat bukanlah seorang yang temperamental dan berpotensi mengambil keputusan secara impulsif, hingga keluarkan kebijakan tanpa perencanaan matang. Apalagi, jika orang itu tidak bisa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjangnya.
“Kita tahu Prabowo adalah sosok yang sangat adikuasa. Aku pun membayangkan, di ruang debat saja ia bisa sangat arogan, mudah merendahkan orang lain, bahkan diajak foto moderator usai debat pun menolak. Bagaimana jika dia benar-benar sudah memegang kekuasaan di republik ini? Didengar saja aspirasinya masih untung,” tulisnya.
Gus Raharjo turut menambahkan, sudah menjadi rumus seorang pemimpin yang temperamental hanya akan melahirkan kepemimpinan yang antikritik. Rakyat justru akan dipaksa untuk turuti setiap kebijakan yang telah dibuat. Padahal, semestinya kebijakan itu mengakomodasi kebutuhan dan keinginan rakyat.
“Inilah kenapa debat capres selalu digelar dan banyak ditunggu-tunggu karena memang menjadi ruang proyeksi, sekaligus refleksi. Dari sana kita bisa membayangkan arah kepemimpinan calon pemimpin, dan menggali kembali rasionalitas kita untuk menentukan pilihan,” imbuhnya.
Opini Gus Raharjo pada Prabowo ini pun viral di media sosial. Sudah disukai lebih dari 1600 netizen, dan dibagikan ulang hingga lebih dari 400 kali. Tulisannya pun suda dikomentari lebih dari 4900 komentar sejak diunggah.***
Penulis: Nurul Huda
















