Tuturpedia.com — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Gubernur Riau, Abdul Wahid, pada Senin, 3 November 2025. Penangkapan ini menambah daftar kepala daerah yang terjerat kasus dugaan korupsi. Proses penangkapan berlangsung cepat dan mengejutkan, terlebih karena dilakukan saat Abdul Wahid sedang berada di sebuah kafe.
Informasi mengenai detik-detik penangkapan ini diungkap langsung oleh Wakil Gubernur Riau yang kini menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur, SF Hariyanto. Ia menuturkan bahwa saat OTT terjadi, dirinya berada di lokasi yang sama dan sempat berbincang dengan Abdul Wahid sebelum penyidik KPK datang.

“Saya ada di tempat itu. Kami lagi di kafe. Saya, Pak Gubernur, dan Bupati Siak sedang duduk bersama. Saya pamit salat Ashar, setelah itu ramai dan saya tidak tahu lagi bagaimana kejadian selanjutnya,” kata SF Hariyanto seperti dikutip, Selasa (4/11/2025).
Penangkapan Dimulai dari UPT PUPR
KPK tidak langsung menangkap Abdul Wahid sebagai target awal di lapangan. Penyidik terlebih dahulu melakukan OTT terhadap sejumlah Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Wilayah I sampai VI di lingkungan Dinas PUPR PKPP Riau. Mereka diduga sudah mengumpulkan sejumlah uang yang akan diserahkan kepada Gubernur.
Sumber internal menyebut, para pejabat UPT tersebut diamankan hampir bersamaan di beberapa titik. Mereka kemudian menjalani pemeriksaan intensif. Informasi tersebut diperkuat oleh pernyataan SF Hariyanto yang menyebut telah mendengar kabar adanya penangkapan terhadap para kepala UPT sebelum akhirnya OTT menyasar Gubernur.
“Saya dapat info pertama itu kepala UPT-nya yang kena, itu duluan,” ujar Hariyanto.
Lokasi penangkapan Abdul Wahid berada di sebuah kafe yang menempel dengan barbershop di kawasan Jalan Paus, Pekanbaru—tidak jauh dari kediaman resmi Gubernur Riau. Situasi disebut cukup tenang pada awalnya, hingga beberapa orang yang diduga penyidik KPK memasuki ruangan.
Momen Ketika OTT Terjadi
Menurut keterangan SF Hariyanto, pertemuan di kafe tersebut awalnya berlangsung santai. Abdul Wahid, dirinya, dan Bupati Siak Afni Zulkifli membahas agenda pemerintahan dan koordinasi rutin. Tidak ada tanda-tanda mencurigakan sebelum ia meninggalkan lokasi untuk menunaikan salat Ashar di masjid terdekat.
Setelah itu, situasi berubah. Penyidik KPK masuk dan langsung mengamankan Abdul Wahid. Beberapa saksi melihat kendaraan yang diduga milik KPK parkir tidak jauh dari kafe.
Bupati Siak Afni Zulkifli disebut masih berada di lokasi saat OTT terjadi. Namun, KPK belum memberikan keterangan resmi terkait posisinya dalam perkara ini.
KPK Tetapkan 3 Tersangka
Tidak lama setelah penangkapan, KPK mengumumkan penetapan tersangka. Abdul Wahid ditetapkan sebagai tersangka bersama dua pihak lainnya, yaitu:
– M Arief Setiawan, Kepala Dinas PUPR Riau
– Dani M Nursalam, Tenaga Ahli Gubernur Riau
Ketiganya diduga terlibat dalam praktik penerimaan uang dari proyek di Dinas PUPR PKPP Riau. Uang tersebut diduga dihimpun dari para kepala UPT untuk kemudian diserahkan kepada Gubernur.
Mereka dijerat Pasal 12E dan/atau 12F dan/atau 12B Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi, juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Meski demikian, KPK belum merinci total nilai uang yang diamankan dalam OTT ini.
Selain melakukan penangkapan di Pekanbaru, KPK juga melakukan penggeledahan di rumah Abdul Wahid di kawasan Jakarta Selatan dan ditemukan sejumlah uang dalam bentuk valuta asing, seperti pound sterling dan dolar Amerika Serikat.
Pemerintahan Riau Tetap Berjalan
Penangkapan Gubernur Riau tentu menjadi perhatian masyarakat dan berdampak pada roda pemerintahan daerah. Meski demikian, SF Hariyanto memastikan bahwa pemerintahan tetap berjalan normal.
“Pemprov Riau tetap berjalan, tidak boleh berhenti. Ada Sekda dan OPD yang mendampingi. Semua harus tetap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” ungkapnya.
Hariyanto menegaskan bahwa ia mengambil alih tugas sebagai Plt Gubernur sesuai mekanisme yang berlaku. Ia berharap masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh isu liar.
Pada kesempatan yang sama, Hariyanto juga mengungkapkan harapannya terhadap proses hukum yang dihadapi Abdul Wahid. “Kami hanya mendoakan agar dipermudah prosesnya. Biarlah hukum yang menyelesaikan,” ucapnya.
Respons Publik dan Langkah Selanjutnya
Belum banyak pernyataan dari partai politik pengusung Abdul Wahid, termasuk elite politik lokal. Namun warga Riau mulai ramai membahas kasus ini, terutama terkait dugaan keterlibatan pejabat lain.
KPK dijadwalkan memberikan konferensi pers lanjutan untuk menjelaskan kronologi lengkap OTT dan peran masing-masing tersangka. Publik menunggu apakah akan ada penambahan tersangka dari pihak swasta ataupun pejabat lain.
Penangkapan Abdul Wahid menambah daftar kepala daerah di Riau yang tersangkut kasus korupsi. Konsistensi KPK dalam melakukan OTT terhadap pejabat daerah kembali mendapat sorotan publik.









