banner 728x250
News  

Giatkan Program Urban Farming, Wali Kota Semarang Minta Dinas Pertanian untuk Beri Pelatihan pada Ibu-ibu

Pemkot Semarang dukung pemerintah jaga ketahanan pangan, salah satunya dengan urban farming. Foto: Dok. Pemkot Semarang
Pemkot Semarang dukung pemerintah jaga ketahanan pangan, salah satunya dengan urban farming. Foto: Dok. Pemkot Semarang
banner 120x600
banner 468x60

Semarang, Tuturpedia.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mendukung pemerintah pusat untuk menjaga ketahanan pangan dan mengendalikan inflasi.

Salah satunya yaitu dengan cara menggiatkan program urban farming (pertanian). 

Sebelumnya, Pemkot Semarang sudah lebih dahulu menggaungkan gerakan tanam cabai melalui program Tancab Bang Tani (Tanam Cabai dan Bawang untuk Tekan Inflasi) sejak bulan Oktober 2023.

Hal tersebut bertujuan agar masyarakat tidak khawatir apabila terjadi lonjakan harga pangan, terutama cabai.

Terlebih, menjelang Ramadan dan Idulfitri ini, harga cabai dan kebutuhan pangan bisa naik harga.

“Hari ini bertepatan dengan peringatan Hari Kesatuan dan Gerak PKK ke-52 tahun 2024 secara nasional, tim penggerak PKK melakukan Zoom meeting dengan Ibu Negara, Iriana Joko Widodo dalam melakukan gerakan tanam cabai serentak,” ucap Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu saat menghadiri Gerakan Tanam Cabai Serentak di Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Senin (4/3/2024). 

“Alhamdulillah Kota Semarang sudah dari Oktober tahun 2023 lalu memulai program gerakan yang kami beri nama Tancab Bang Tani (Tanam Cabai dan Bawang untuk menekan Inflasi). Ini salah satu gerakan yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang untuk menjaga ketahanan pangan dan menekan inflasi,” lanjut Mbak Ita, sapaan akrabnya.

TUTURPEDIA - Giatkan Program Urban Farming, Wali Kota Semarang Minta Dinas Pertanian untuk Beri Pelatihan pada Ibu-ibu
Wali Kota Semarang, Hevearita bersama penggerak PKK. Foto: Dok. Pemkot Semarang 

Tidak hanya menanam cabai serentak, di dalam kegiatan itu juga melakukan panen selada hijau. 

“Selada ini dibutuhkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Namun jika ada lebih, dikirim juga ke restoran, hotel, dan pusat-pusat kuliner di Semarang yang membutuhkan tentunya,” ujar Mbak Ita.

Menurut Wali Kota Semarang ini, ibu-ibu khususnya di tim penggerak PKK berperan penting dalam rumah tangga. Sehingga dengan program urban farming tersebut, bisa mendapatkan uang tambahan untuk rumah tangga, pun dengan lahan tidak produktif yang bisa dimanfaatkan di sekitar rumah.

“Saya minta Dinas Pertanian mengumpulkan ibu-ibu, memberi pelatihan dan mengajak berkebun, bercocok tanam. Sehingga bisa menghasilkan pundi-pundi uang, minimal mencukupi kebutuhan dapur. Ini yang harus disosialisasikan lebih intens,” terangnya.

Lain daripada itu, Mbak Ita meminta Ketua Tim Penggerak PKK di kelurahan dan kecamatan untuk memberikan pelatihan secara langsung ke masyarakat. Setelah itu, barulah bisa diaplikasikan terhadap lingkungan sekitar.

“Hal ini bertujuan agar masyarakat bisa mandiri dan tentunya ketahanan pangan Kota Semarang bisa terjaga serta bisa membantu negara dalam upaya menekan laju inflasi,” jelasnya,

Di sisi lain, Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur menuturkan, saat ini sudah ada 415 kelompok tani dan kelompok wanita tani yang terdaftar di Pemkot Semarang.

Mereka tergabung dalam program urban farming, dengan memanfaatkan lahan di sekitar lingkungannya.

“Semua tanah atau lahan yang ada meski terbatas, di semua tempat bisa dijadikan untuk kegiatan urban farming. Misalnya pekarangan rumah, tabulampot (tanaman buah dalam pot), aquakultur, dan sebagainya. Kami juga melibatkan pengurus Tim Penggerak PKK di kelurahan maupun kecamatan untuk terus menyosialisasikan program urban farming ini,” tuturnya.***

Kontributor Kota Semarang: Alan Henry Pambuko

Editor: Annisaa Rahmah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses