Indeks

Gencatan Senjata di Palestina, Kini Israel Targetkan Pengeboman di Suriah

Gencatan senjata tak menghentikan serangan bom Israel di negara lain. Foto: X.com/TheCradleMedia
Gencatan senjata tak menghentikan serangan bom Israel di negara lain. Foto: X.com/TheCradleMedia

Tuturpedia.com – Negara Suriah mengklaim bahwa bandara Damaskus tidak berfungsi setelah terkena serangan udara Israel. Hal ini terjadi setelah gencatan senjata terjadi di Gaza, Palestina. 

Dikutip dari laman Hindustan Times, Selasa (28/11/23) kantor berita resmi Suriah SANA, melaporkan pada Minggu bahwa serangan udara Israel menargetkan bandara Damaskus sekitar pukul 17.00 waktu setempat (14.00GMT).

Serangan udara Israel pada Minggu membuat bandara Damaskus tidak dapat dioperasikan hanya beberapa jam setelah penerbangan dilanjutkan menyusul serangan serupa bulan lalu.

“Di Dataran Tinggi Golan, beberapa titik militer dan bandara menjadi sasaran di Damaskus. Sistem pertahanan udara merespons dan menembak jatuh sebagian besar roket,” kata SANA.

Pernyataan tersebut tidak memberikan rincian mengenai korban jiwa, tetapi dilaporkan adanya kerusakan material.

Hingga saat ini ini belum ada pernyataan dari otoritas Israel terkait serangan tersebut.

Israel sering menargetkan bandara di Damaskus dan Aleppo sejak meningkatnya serangan antara Israel dan Palestina pada 7 Oktober 2023 yang lalu.

Diketahui Israel telah melancarkan ratusan serangan udara terhadap tetangganya di utara sejak perang sipil Suriah dimulai pada 2011, terutama menargetkan pejuang kelompok Hizbullah Lebanon dan pasukan lain yang didukung Iran serta posisi tentara Suriah.

Dua kantor tiket di ibu kota mengatakan kepada media bahwa penerbangan dari Damaskus telah dilanjutkan pada Minggu, dan media lokal juga melaporkan penerbangan kembali dilakukan di hari tersebut. 

Pihak berwenang belum membuat pengumuman resmi mengenai serangan ini. 

Pasca serangan, penerbangan dialihkan ke Latakia di pantai barat setelah serangan pada 22 Oktober.

Israel jarang berkomentar mengenai serangan individu yang menargetkan Suriah, tetapi Israel berulang kali mengatakan tidak akan membiarkan musuh bebuyutannya, Iran, yang mendukung pemerintahan Presiden Bashar al-Assad, memperluas kehadirannya di sana.

Peperangan antara Israel dan Palestina terus berlanjut setelah puluhan tahun terjadi. Setelah serangan masif yang terjadi di Gaza sejak 7 Oktober silam, akhirnya Israel menyetujui adanya gencatan senjata di negara tersebut. 

Dikutip dari lama Reuters, pengeboman dahsyat Israel di Gaza telah menarik kelompok-kelompok bersenjata yang bersekutu dengan Iran di wilayah tersebut termasuk Hizbullah Lebanon dan beberapa faksi Irak.

Diketahui kelompok-kelompok bersenjata tersebut hampir setiap hari melakukan serangan terhadap pasukan Israel dan AS.

Beberapa faksi bersenjata utama Irak yang berada di balik serangan baru-baru ini, termasuk Kataib Sayyid al-Shuhada dan Kataeb Hezbollah, telah mengumumkan bahwa mereka akan mematuhi gencatan senjata di Gaza, tetapi mengindikasikan bahwa mereka akan melanjutkan serangan jika gencatan senjata tersebut berakhir.

Hingga saat ini, gencatan senjata masih terus diupayakan untuk mendapatkan perpanjangan waktu dari berbagai negara Islam.

Menurut penasihat urusan luar negeri perdana menteri Irak, negaranya melihat akan adanya risiko konflik regional jika gencatan senjata yang ada saat ini di Gaza tidak diubah menjadi gencatan senjata permanen.***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Nurul Huda

Exit mobile version