Indeks

Gencatan Senjata di Gaza Hampir Terwujud, Akankah Serangan Israel-Lebanon Meningkat?

Kemungkinan gencatan senjata di Gaza meningkatkan baku tembak Israel-Lebanon. Foto: unsplash.com/kingmaphotos
Kemungkinan gencatan senjata di Gaza meningkatkan baku tembak Israel-Lebanon. Foto: unsplash.com/kingmaphotos

Tuturpedia.com – Genderang perang ditabuh lebih keras ketika Israel membunuh komandan Hizbullah pada Selasa (11/6/2024) malam waktu setempat.

Hal ini memicu penembakan sekitar 200 rudal dan roket dari sisi Hizbullah ke Israel pada hari Rabu (12/6/2024) dan menjadi salah satu serangan terberatnya di Israel Utara sejak perang tahun 2006.

Kelompok tersebut mengatakan serangan di Israel Utara merupakan pembalasan atas pembunuhan komandan senior Taleb Abdullah. Hizbullah juga mengatakan “serangan gabungan” tersebut pun bertujuan untuk menciptakan pencegahan setelah pembunuhan Abdullah.

Apa yang terjadi antara Israel dan Lebanon pada hari Selasa dan Rabu adalah peningkatan perang seiring dengan perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang tampaknya akan segera mencapai puncaknya.

Menurut Militer Israel melalui sebuah postingan di X, bahwa “banyak” peluncuran dicegat dan beberapa memicu kebakaran. Sementara itu, rudal dan roket yang berhasil lolos melukai sedikitnya dua orang dan memicu 15 kebakaran.

Sementara itu, Israel menanggapi berbagai serangan dari Lebanon dengan membom desa-desa di Lebanon Selatan dan menargetkan posisi Hizbullah. Meskipun terjadi baku tembak hampir setiap hari, konfrontasi sebagian besar terbatas pada wilayah perbatasan.

Apakah Gencatan Senjata Menyebabkan Eskalasi Israel-Lebanon?

Dikutip Tuturpedia melalui laman Al Jazeera, Sabtu (15/6/2024), gencatan senjata yang akan terjadi di Gaza dapat mengalihkan fokus militer Israel ke Lebanon. Sebelumnya, diketahui bahwa Israel telah melakukan serangan dengan Hizbullah sejak sehari setelah tanggal 7 Oktober 2023 kemarin.

Melalui penyelidikan yang dilakukan Al Jazeera, mereka menemukan jika Israel telah melancarkan lebih dari lima serangan terhadap Lebanon untuk setiap serangan dari Hizbullah. Korban berjatuhan pun telah mencapai 370 orang, yaitu 300 anggota Hizbullah dan lebih dari 70 warga sipil.

Meskipun begitu, penyelidikan tersebut juga menyebutkan jika Israel akan kesulitan memperluas perang di Lebanon tanpa terlebih dahulu melakukan gencatan senjata di Gaza. Hizbullah secara umum diyakini sebagai aktor non-negara terkuat di dunia, ini berarti kemampuan militernya jauh lebih kuat dibandingkan Hamas.

Hal ini terlihat dari berbagai serangan yang dilemparkan Hizbullah ke tempat-tempat penting di Israel, seperti wilayah militer yang dikelilingi oleh infrastruktur sipil. Bukan hanya itu, pihak Israel juga perlu khawatir dengan adanya eskalasi terhadap Hizbullah dapat menarik perhatian Iran dan pasukan sekutu lainnya di wilayah tersebut.***

Penulis: Anna Novita Rachim.

Editor: Annisaa Rahmah.

Exit mobile version