Indeks
News  

Gempa Kabupaten Garut Sebabkan Puluhan Rumah Rusak, BMKG Ungkap Penyebab Gempa

BMKG ungkap penyebab gempa Kabupaten Garut. Foto: Pixabay.com/Angelo_Giordano.

Tuturpedia.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan bahwa telah terjadi gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,5 di Kabupaten Garut, Jawa Barat, tidak berpotensi tsunami.

Gempa yang terjadi pada pukul 23.29 WIB tersebut merupakan gempa tektonik dengan lokasi di laut pada jarak 156 kilometer arah barat daya Kabupaten Garut pada kedalaman 70 kilometer.

Menurut laporan BMKG, guncangan gempa bumi tersebut terasa hingga Kabupaten Tasikmalaya, Garut, Sukabumi hingga Kota Bandung.

Dikutip dari akun Instagram BPBD Garut, Minggu (28/4/24) akibat dari gempa Kabupaten Garut tersebut, tercatat ada sebanyak 24 rumah rusak ringan, 4 rumah rusak sedang, 4 orang luka-luka, dan 1 rumah sakit rusak. 

Adapun kerusakan rumah dilaporkan terjadi di Kecamatan Pameungpeuk ada bangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pameungpeuk, 1 rumah di Desa Pameungpeuk, dan 1 rumah di Desa Paas, serta 2 orang mengalami luka. 

Selain itu, Kecamatan Cilawu terdapat benteng Kantor Unit BRI ambruk, 2 rumah rusak di Desa Dayeuhmanggung, 4 rumah rusak di Desa Sukamaju, 2 rumah di Desa Mekarsari.

Terdapat juga kerusakan di Kecamatan Talegong wilayah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung, yakni 1 rumah di Desa Sukalaksana, dan 1 rumah Desa Selaawi.

BMKG Ungkap Penyebab Gempa Kabupaten Garut

Jika melihat lokasi episenter dan kedalaman hiposentrumnya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa barat.

Wilayah tersebut juga secara umum tersusun oleh endapan Kuarter berupa aluvial pantai, aluvial sungai, batuan rombakan gunung api muda (breksi gunung api, lava, tuff) dan batuan berumur Tersier berupa batuan sedimen dan batuan rombakan gunung api.

“Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber dari BMKG, USGS Amerika Serikat dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas penunjaman atau dapat disebut juga gempa bumi intraslab dengan mekanisme sesar naik,” kata Muhammad Wafid, selaku Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM.

Wafid juga mengatakan meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, bencana gempa bumi tersebut tidak menyebabkan tsunami karena tidak mengakibatkan terjadinya deformasi dasar laut.***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Nurul Huda

Exit mobile version