Tuturpedia.com – Gempa melanda Afghanistan pada Sabtu (7/10/23) kemarin, tepatnya terjadi pada 35 kilometer di bagian barat negara.
Menurut Survei Geologi AS, gempa tersebut memiliki kekuatan hingga 6,3 skala richter.
Pemerintah Taliban mengungkapkan jika ada lebih dari 2400 orang yang tewas karena bencana alam ini.
Mereka juga mengatakan jika gempa tersebut merupakan gempa yang paling mematikan yang mengguncang negara rawan gempa seperti Afghanistan selama bertahun-tahun.
Dikutip dari laman Aljazeera, Senin (9/10/23) seorang relawan yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan jika distrik yang terkena dampak paling parah adalah daerah Herat.
Ia juga mengatakan jika tim SAR yang turun tidak cukup terlatih dan tidak dilengkapi peralatan modern.
“Tragedi ini sangat besar, kami tidak dapat menjelaskannya kepada Anda dengan kata-kata sederhana. Orang-orang masih terjebak di puing-puing, mereka masih hidup, tapi kami tidak dapat menjangkau mereka,” ucapnya.
Ia mendesak PBB dan organisasi internasional lainnya untuk membekali warga Afghanistan dengan tim pencarian dan penyelamatan yang terlatih, peralatan modern, dan anjing penyelamat untuk membantu menemukan warga yang masih terjebak.
Dikutip dari laman Reuters, gempa Afghanistan ini jadi gempa paling mematikan setelah gempa yang terjadi di Turki dan Suriah yang menewaskan 50.000 korban jiwa.
Juru Bicara Kementerian Bencana, Janan Sayeeq mengatakan jika jumlah korban tewas meningkat menjadi 2.445 orang.
Ia juga merevisi jumlah korban luka menjadi “lebih dari 2.000.” Sebelumnya, dia menyebutkan 9.240 orang terluka.
Selain itu, gempa ini juga turut menimbulkan kerusakan rumah di mana-mana. Menurut Sayeeq, ada sebanyak 1.320 rumah yang hancur dan tak tertolong.
Seorang pejabat dari Departemen Kesehatan Herat, Dr Danish mengatakan jika sebagian besar dari korban yang dibawa ke rumah sakit adalah wanita dan anak-anak.
Ia juga menambahkan jika rumah sakit yang ada di sekitar daerah Herat menyediakan banyak tempat tidur untuk menerima korban yang berdatangan.
Terdapat total 202 fasilitas kesehatan umum di provinsi Herat, salah satunya adalah rumah sakit regional besar yang menampung 500 korban jiwa.
Badan migrasi PBB juga telah mengerahkan empat ambulans dengan dokter dan konselor dukungan psikososial ke rumah sakit regional.
Setidaknya ada sebanyak tiga tim kesehatan keliling sedang dalam perjalanan ke distrik Zenda Jan, yang merupakan salah satu daerah yang terkena dampak paling parah.
Sementara itu, jenazah dari para korban jiwa dibawa ke beberapa tempat pangkalan militer dan rumah sakit untuk akhirnya disemayamkan.
Hingga saat ini, kebutuhan mendesak akan tenda, barang medis, dan makanan masih sangat diperlukan.
Seorang warga Afghanistan, Suhail Shaheen mengimbau para pengusaha kecil dan LSM yang ada di negara tersebut untuk membantu orang yang membutuhkan.
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda