Tuturpedia.com – Arab Saudi tengah berbenah meningkatkan kompetisi sepak bola dalam negerinya, yakni Saudi Pro League (SPL).
Pembenahan besar-besaran ditandai dengan masifnya perekrutan bintang-bintang sepak bola dunia oleh klub-klub SPL.
Diawali dengan kedatangan Cristiano Ronaldo yang berhasil diboyong Al-Nassr dari Manchester United.
Lalu, disusul nama-nama beken lain seperti Karim Benzema dari Real Madrid, N’Golo Kante dari Chelsea, dan Ruben Neves dari Wolverhampton Wanderers.
Terbaru, punggawa serbaguna Manchester City, Bernardo Silva dan penjaga gawang nomor satu Chelsea, Edouard Mendy, digadang-gadang segera hijrah ke SPL.
Mengutip laporan Talksport, perkembangan transfer masif yang dilakukan tim-tim di SPL, mengingatkan kita kembali kepada China Super League (CSL).
Pada 2016 lalu, tim-tim CSL, sukses mendatangkan sejumlah bintang bintang, seperti Oscar, Paulinho, Hulk, Alex Tereira, dan Carlos Tevez.
Namun, apakah Saudi Pro League akan bernasib sama seperti China Super League?
Menurut analisa The Sportsman, SPL tidak akan bernasib sama seperti CSL.
Sebagai informasi, saat itu, CSL menggunakan dana dari sponsor yang mayoritas adalah pengusaha besar di Cina.
Saat pandemi Covid-19 melanda dunia, keuntungan investor menjadi turun dan menarik uang mereka dari klub-klub yang berlaga di CSL.
Pada sisi lain, SPL tidak menggunakan sistem semacam itu, mereka mendatangkan megabintang seperti Ronaldo dan Benzema menggunakan dana yang berasal dari modal yang kuat dan kokoh.
Salah satunya adalah investasi yang dilakukan Public Investment of Fund Saudi Arabia (PIF).
PIF adalah sebuah lembaga Investasi yang menjadi tempat bagi pemerintah Arab Saudi untuk menginvestasikan uangnya.
Mereka memiliki dana yang diestimasi sebesar 620 miliar dollar Amerika Serikat atau sekitar 514 miliar euro.
Lebih lanjut, popularitas sepak bola di Arab Saudi memang jauh lebih kuat dibandingkan Tiongkok.
Berdasarkan laporan Transfermarkt, pada musim 2022/23, total suporter yang hadir di stadion dalam laga SPL mencapai dua juta penonton, sedangkan CSL hanya 200 ribu saja.
Faktor lain seperti budaya dan prestasi juga diyakini membuat SPL tidak akan bernasib seperti CSL.
Ditambah lagi, SPL juga tidak memiliki peraturan seperti di Liga Inggris ataupun LaLiga, yang menerapkan Financial Fair Play (FFP), sebuah Batasan pengeluaran bagi para klub.***
Penulis: Rizal Akbar
Editor: Rizal Akbar