Tuturpedia.com – Baru-baru ini, sosok kapten Manchester United (MU) Bruno Fernandes tengah menjadi sorotan.
Dua mantan bintang Inggris yang saat ini berprofesi sebagai pundit, Gary Neville dan Jamie Carragher, membahas soal performa Fernandes dan dampaknya terhadap hasil yang dipetik MU dalam episode terbaru tayangan The Overlap.
Hingga pekan ke-21 Liga Inggris, MU hanya mencetak 24 gol. Koleksi tersebut hanya “dikalahkan” oleh tiga klub: Crystal Palace (22 gol), Burnley (21 gol), dan Sheffield United (15 gol).
Menurut Neville, kebebasan Fernandes di atas lapangan justru berdampak negatif terhadap performa lini serangan klub.
Meskipun mantan bek MU tersebut mengakui bahwa Fernandes merupakan pemain terbaik dari segi bakatnya, posisi sang kapten seolah bertebaran di penjuru lapangan.
“Dia (Fernandes) harus disuruh ke mana dan melakukan apa yang Anda mau. Saya tidak melihat Ten Hag menyuruhnya, ‘kembali’. Dengan Pep Guardiola, jika ada pemain (Manchester City) yang bermain di luar posisinya selama satu atau dua menit, (Guardiola dan pelatih) di tepi lapangan mengatakan, ‘kembali ke posisimu’,” jelas Neville.
“Ten Hag memberinya kebebasan untuk ke sana, ke sana, ke sana. Dan hal itu berarti Anda tidak pernah bisa memiliki sebuah kombinasi atau pola karena pemain tengah utama Anda ada di mana saja di lapangan,” imbuhnya.
“Nyaris seperti 20 tahun yang lalu ketika (pemain) nomor 10, Anda memberikannya kebebasan untuk bermain. Itu sudah tidak ada sekarang. Anda harus menyesuaikan diri dalam kombinasi dan pola dan sistem bentuk serangan.”
Komparasi lainnya disampaikan oleh Jill Scott, mantan gelandang timnas wanita Inggris dan skuad wanita Manchester City.
Scott membandingkan Fernandes dengan Kevin De Bruyne, yang ia sebut bermain di dalam posisi yang lebih terikat.
“Di City, ada berapa pemain yang bisa melakukannya (seperti Fernandes)? De Bruyne, (Phil) Foden bisa melakukannya tapi mereka tidak akan pernah diizinkan. Kami memainkan sistem yang sama dari tim pria hingga wanita hingga akademi, dan sekarang saya masih bisa menjelaskan ke kalian semua polanya,” jelas Scott.
“Anda punya sedikit kebebasan, namun De Bruyne tampil di sisi kanan lapangan. Dia tidak berlari ke sisi kiri. Segalanya bekerja bersama,” tegasnya.
Akan tetapi, apakah masalahnya ada di sisi pelatih? Mantan bek Liverpool. Jamie Carragher, menilai bahwa posisi Fernandes yang “kelayapan” ke berbagai penjuru di lapangan telah jadi ciri khas yang justru menghalangi sang pemain menjadi sosok yang benar-benar hebat.
“Dulu saya menganggap (Paul) Pogba sedikit seperti ini… menurut saya ada perbedaan antara talenta hebat dan pemain hebat,” ujar pria yang akrab disapa Carra itu.
“Menurut saya Pogba adalah talenta yang hebat, tapi saya tidak berpikir ia pemain yang hebat. Sama halnya dengan Bruno Fernandes. Bagi para pemain hebat, mereka paham di mana mereka seharusnya berada,” lanjutnya.
“Saya pernah melihatnya (melakukan ini) di bawah (Ole Gunnar) Solskjaer. Bukannya malas. Dia berlari ke mana-mana tanpa bola. Dia emosional. Dia berlari 30 yard untuk menghentikan kiper. Orang-orang kadang terkecoh dan bilang, ‘lihatlah dia bekerja dengan keras’,” Carra kembali menjelaskan.
“Tidak, ia membunuh tim,” tegasnya.***
Penulis: K Safira
Editor: Nurul Huda
Respon (1)