Semarang, tuturpedia.com – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) MIT-19 Posko 17 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menyelenggarakan sosialisasi di aula Balai Desa Tegaron, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Rabu (19/02/2025).
Kegiatan dilaksanakan sebagai salah satu wujud kepedulian terhadap kesehatan dan masa depan penerus bangsa.
Sosialisasi ini diikuti oleh siswa-siswi SMP Islam Sudirman.
Tujuan utama dari sosialisasi ini adalah meningkatkan pemahaman dan kesadaran khususnya kalangan remaja mengenai bahaya pernikahan dini dan pentingnya pencegahan stunting sejak dini.
Kegiatan sosialisasi dimulai pada pukul 09.00 – 12.00 WIB dipandu oleh MC.
Kegiatan sosialisasi ini dibuka secara resmi oleh koordinator divisi kesehatan dan lingkungan posko 17.
Sosialisasi ini menghadirkan narasumber yang hebat dalam memaparkan materi terkait masalah kesehatan pada anak usia dini yang melakukan pernikahan dibawah usia yang ditentukan yaitu 19 tahun.
Narasumber sosialisasi ini yaitu Ganys Werdhi Cahyani,S.Gz yang dimana beliau membawakan materi yang sangat mengedukasi dan informatif khususnya bagi generasi muda saat ini.
Setelah pemaparan materi dari narasumber, audiens diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi atau pembahasan yang sudah disampaikan.
“Apa bahaya dari tindakan aborsi?” Ujar salah satu audiens.
“Pernikahan dini yang biasanya cenderung membuat ibu hamil belum siap fisik dan mental biasanya akan berpikir untuk melakukan aborsi, aborsi sendiri ini merupakan tindakan menggugurkan calon bayi. Tentunya melakukan aborsi ini memiliki banyak resiko bahaya seperti pendarahan, infeksi, dan kerusakan rahim”. ujar Mbak Ganys selaku narasumber.
“Apa saja dampak negatif dari pernikahan dini?” pertanyaan diajukan oleh Fitri.
“Pernikahan dini yang dilakukan oleh anak di bawah 19 tahun ini akan memiliki beberapa dampak yang dimana akan mendatangkan konsekuensi tertentu pada calon anak. Dikarenakan untuk menjadi ibu hamil harus memiliki kesiapan yang matang mulai dari fisik, mental, asupan makan yang sehat, dan lainnya. Pernikahan dini ini memiliki beberapa dampak pada calon bayi seperti angka risiko kematian bayi lebih besar, bayi lahir dalam keadaan prematur, kurang gizi, dan anak berisiko terkena hambatan pertumbuhan atau stunting”.
Secara keseluruhan acara ini berjalan dengan lancar dan seru dikarenakan partisipasi audiens yang begitu tinggi di setiap jalannya sesi acara.
Harapannya dengan menekan angka pernikahan dini, kita turut berkontribusi dalam menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan berkualitas di masa depan.















