Tuturpedia.com – Newcastle telah menunggu selama 20 tahun sampai akhirnya bisa kembali tampil di Liga Champions 2023/2024.
Maka dari itu, bisa dipastikan bahwa Eddie Howe dan anak buahnya sama sekali tidak berniat untuk sekadar meramaikan fase grup.
Padahal, Grup F sama sekali bukanlah grup yang mudah, ada Paris Saint-Germain sang juara Ligue 1, AC Milan dengan tradisi luar biasa di Serie A dan Liga Champions, dan Borussia Dortmund sang runner-up Bundesliga musim lalu.
Hingga matchday 4 fase grup pun Newcastle tampil jauh dari kata buruk dengan total 4 poin di grup yang bisa dibilang Grup Maut.
Mereka menahan imbang Milan di San Siro di matchday 1, membantai PSG 4-1 di kandang pada matchday 2, dan menunjukkan perlawanan luar biasa meskipun harus kalah 0-1 dari Dortmund di matchday 3.
Setelah kekalahan beruntun dari Dortmund di matchday 4, Howe dan pasukan The Magpies jelas hanya punya 1 tujuan, yaitu menang.
Jika mereka berhasil membantai juara Ligue 1 sebelumnya, mengapa tidak bertanding dengan motivasi yang sama saat melawat ke Paris?
Dan itulah yang ditunjukkan oleh Newcastle sejak peluit kick-off pertandingan ditiup, bahkan dengan kondisi tim yang dilanda badai cedera.
Kesebelas pemain yang dipilih Howe dalam kondisi krisis berhasil tampil cemerlang sepanjang pertandingan, mati-matian menjaga keunggulan 1 gol yang diciptakan Alexander Isak pada menit ke-24.
Ada beberapa momen ketika sang tuan rumah membangun momentum untuk mencetak gol balasan, terutama ketika The Magpies terlihat mulai kendor.
Akan tetapi, nyatanya anak buah Howe mampu menjaga fokus mereka bersama-sama selama 90 menit penuh.
Lantas, bagaimana akhirnya mereka hanya mampu membawa pulang 1 poin setelah pertandingan berakhir?
Sejak menit pertama, Newcastle tampil memukau terutama pada babak pertama. Bahkan, gol Isak bisa dibilang tak mungkin ada tanpa kesalahan dari sisi Gianluigi Donnarumma.
Bahkan PSG terus-menerus gagal menciptakan peluang untuk mencetak gol meskipun pertandingan sudah memasuki babak kedua, tak peduli sekeras apa chant dan dentuman drum dari arah tribun yang ditempati ultras mereka.
Meski begitu, The Magpies terus menahan dan menghalau segala upaya yang dibangun oleh Mbappe dan kawan-kawan.
Mungkin akhirnya anak buah Howe terlena angan-angan bahwa mereka hanya perlu menang atas Milan di matchday 6, atau mungkin inilah yang disebut sebagai keberuntungan bagi PGS, sayangnya.
Memasuki menit kelima extra time babak kedua, bola yang dilepaskan Ousmane Dembele terlihat mengenai sisi samping Tino Livramento sebelum akhirnya memantul dan menyentuh lengannya.
Pemain PSG di atas lapangan jelas tidak melepaskan peluang penalti tersebut begitu saja, seperti yang telah mereka lakukan beberapa kali sebelumnya pada malam tersebut.
Pengecekan video VAR pun dilakukan, dan hasilnya? VAR memutuskan hadiah penalti bagi PSG, yang disepakati oleh wasit utama, Szymon Marciniak.
Kylian Mbappe maju sebagai eksekutor, barangkali dengan kesadaran penuh bahwa penalti tersebut akan jadi satu-satunya peluang yang tersisa bagi PSG untuk mencetak gol.
Nick Pope, yang sepanjang 90 menit terlihat selayaknya tembok kokoh, akhirnya runtuh.
Pertandingan pun berakhir dengan skor 1-1, PSG di peringkat kedua dengan 7 poin, dan Newcastle harus bertanding dengan beban ekstra kala menjamu Milan pada matchday 6 di St. James’ Park nanti.
Bagi penonton yang masih ingat dengan jelas pertandingan Newcastle melawan Arsenal di Liga Inggris pada awal November kemarin, barangkali ada satu pertanyaan yang terlintas, “inikah yang namanya karma?”
Seperti yang sudah diberitakan Tuturpedia.com sebelumnya, Arsenal harus mengakhiri torehan tak terkalahkan di musim ini ketika dikalahkan Newcastle dengan skor 1-0.
Gol Anthony Gordon di menit ke-64 pada pertandingan tersebut secara kontroversial disahkan oleh wasit setelah pengecekan VAR secara terpisah sebanyak tiga kali.
Setelah pengecekan yang makan waktu cukup lama, gol tersebut pun disahkan, yang kemudian berujung pada kemarahan pelatih Arsenal, Mikel Arteta.
Terlepas dari karma atau bukan, lolos atau tidaknya Newcastle pada matchday 6 nanti tak hanya ditentukan oleh kemenangan The Magpies atas Milan.
Howe dan anak buahnya juga harus menggantungkan harapan pada hasil pertandingan Dortmund melawan PSG nanti.
Saat ini, baru Dortmund yang dipastikan lolos ke babak knockout dan Newcastle hanya bisa berharap bahwa klub Jerman tersebut tetap bermain serius untuk mengalahkan PSG.***
Penulis: K Safira
Editor: Annisaa Rahmah















