banner 728x250

Fraksi Gerindra Kamrussamad Singgung soal Hak Angket: Aspirasi Rakyat Bukan Hak Angket  

Kamrussamad dari Fraksi Gerindra sebut hak angket bukan aspirasi rakyat. Foto: instagram.com/kamrussamad_ks
Kamrussamad dari Fraksi Gerindra sebut hak angket bukan aspirasi rakyat. Foto: instagram.com/kamrussamad_ks
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Fraksi Gerindra, Kamrussamad singgung soal hak angket yang menurutnya bukan termasuk aspirasi rakyat. 

Dikutip Tuturpedia.com, Selasa (5/3/2024), Anggota Komisi XI DPR sekaligus Fraksi Gerindra, Kamrussamad sempat mempertanyakan soal kepentingan hak angket. 

Hal tersebut disampaikannya pada saat menghadiri rapat paripurna masa persidangan IV tahun sidang 2023-2024 pada Selasa (5/3/2024).

“Kami di lapangan tentu juga mendengarkan aspirasi yang berkembang, aspirasi yang sangat mendesak bagi mereka adalah pengangguran, penciptaan lapangan kerja, bukan hak angket yang dibutuhkan mereka,” ungkap Kamrussamad.

Selain itu, ia juga sempat membahas soal hak-hak ribuan bahkan puluhan ribu supir angkot yang tak menentu masa depannya. Mereka, menurut Kamrussamad dapat memenuhi kebutuhan dasar. 

Ia mengatakan jika para sopir angkot bekerja hanya untuk makan hari ini. Jika sakit pun mereka akan mengutang di warung. 

“Hak para sopir angkot ribuan bahkan puluhan ribu yang anak-anaknya mereka masa depannya sekolahnya. Belum tentu mereka bisa memenuhi kebutuhan dasar mereka. Kita bisa menyaksikan bagaimana masyarakat kita hari ini, kerja hari ini hanya untuk makan besok, bahkan kalau mereka sakit hari ini, maka besok dia harus utang di warung,” lanjutnya.

Karena itulah menurut Kamrussamad, aspirasi menciptakan lapangan kerja lebih mendesak dibandingkan dengan hak angket. 

Kamrussamad juga mengingatkan mengenai respons masyarakat dan beberapa pihak yang menurutnya tidak siap dalam menerima kekalahan sehingga menuduh pemilu diwarnai dengan kecurangan. 

“Saya ingin mengingatkan jangan sampai respons dari teman-teman yang tidak siap kalah menunjukkan dalam sejarah kita merupakan respons terburuk sepanjang pemilu reformasi ini. Kenapa demikian? Karena belum menggunakan instrumen hukum yang telah digunakan, disiapkan, disediakan oleh undang-undang, sudah menuduh pemilu ini curang. Ini berbahaya sekali bagi keberlangsungan demokrasi kita dan masa depan bangsa kita ke depan,” jelasnya. 

Padahal menurut Kamrussamad, masyarakat Indonesia saat ini sudah masuk dalam negara demokrasi terbesar di dunia. Hal tersebut berdasarkan pada jumlah partisipan Indonesia yang mencapai 164 juta partisipasi rakyat dalam Pemilu 2024.

Jumlah itu jauh lebih besar dibandingkan dengan pemilu terakhir di Amerika yang hanya mencapai 158 juta partisipan. 

“Indonesia merupakan negara terbesar mencapai 164 juta partisipasi rakyat, lebih besar daripada pemilu terakhir di Amerika yang hanya mencapai 158 juta partisipasi. Ini menunjukkan bahwa Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar di dunia,” tandasnya.***

Penulis: Niawati.

Editor: Annisaa Rahmah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses