banner 728x250
Movie  

Film ‘Srimulat: Hidup Memang Komedi,’ Porsi Komedinya 1000 persen

Inilah kata pemeran dan kru film tentang 'Srimulat: Hidup Memang Komedi.' Foto: Istimewa
Inilah kata pemeran dan kru film tentang 'Srimulat: Hidup Memang Komedi.' Foto: Istimewa
banner 120x600
banner 468x60

Semarang, Tuturpedia.com – Film ‘Srimulat: Hidup Memang Komedi’ mengajak semua generasi tertawa bersama, film yang disutradarai Fajar Nugros, memberikan sentuhan komedi khas ala Srimulat yang tetap dipertahankan.

Floor Director David Nubrianto mengatakan, respons komedi yang ditampilan dalam film ‘Srimulat: Memang Komedi’ tidak hanya sekedar tertawa, juga diakhiri dengan tepuk tangan.

“Kalo ditanya porsi komedinya, kalo ada 1000 persen pake kata 1000 persen kali ya, titik tawanya kebih padat. Jadi memang benar-benar vibesnya kalo nonton, bayangkan nonton komedi tapi dilayar lebar, responsnya nggak cuman ketawa, tapi ada yang diakhiri tepuk tangan,” kata David saat jumpa pers di Semarang, Rabu (22/11).

Menurutnya, film komedi ini dapat dinikmati dari genersai ke generasi, dari gen z, milenial hingga orang tua. Ia yakin film ‘Srimulat: Hidup Memang Komedi’ ini dapat menghibur keluarga di Indonesia.

“Uniknya ngomongin generasi, nggak ada gap di situ untuk titik tawa, biasanya kan jokes bapak-bapak,  jokes gen z, ini enggak jokes keluar dari gen z, melenial sampai orang tua sekalipun ketawa. Saya bisa jamin film ini lucu banget,” katanya.

Di sisi lain, Rohana yang diperankan oleh Naimma Aljufri mengatakan, dari 12 karakter yang bermain hanya dua orang yang fasih berbahasa Jawa.

“Sebelumnya hanya tau candaannya aja, awal casting aku berusaha untuk bisa medok, meskipun mendoknya belum terdengar bagus. Persiapan kita semua dibantu sama acting coach kita, kita dibentuk dulu jadi orang Jawa, dari 12 karakter hanya 2 yang asli orang Jawa, kita bukan ODGJ (Orang Dengan Genetik Jawa),” terangnya.

Lanjut Naimma, untuk setiap karakter tersebut, semua aktor yang bukan berasal dari jawa, selama tiga bulan harus terlebih dahulu mengetehui bagaimana menjadi orang Jawa, dari cara duduk, berpikir, hingga tubuhnya.

“Kita dikosongkan dulu, agar bisa dibentuk (jadi) orang Jawanya dulu, baru dibentuk karakternya. Jadi, setiap hari, hampir 3 bulan, kita brain game, olah tubuh, olah suara, dilatih supaya medoknya itu beneran kerasa kita itu orang Jawa,” tambahnya.

Senada dengan Naimma, Dimas Anggara yang berperan sebagai Timbul menjelaskan, mengibaratkan mangkok kosong yang nantinya di lapangan, bisa menjadi bentuk karakternya masing-masing.

“Kita juga lakukan riset yang padet juga, kita diskusi langsung sama Srimulat aslinya, pada Tarzan, Tessy,  kita berdiskusi banyak tentang bagaimana karakter ini, di panggung seperti apa? Karena apa yang kita liat di panggung, dengan kenyataan di belakang berbeda sekali,  itu yang kita kulik,” imbuhnya.***

Kontributor Semarang: Alan Henry Pambuko

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses