Tuturpedia.com – FIFPRO merilis laporan yang menyoroti soal keamanan para pesepak bola saat bertanding, yang dipublikasikan pada Kamis (11/1).
Dalam laporan yang berjudul The Impact of Violence Towards Footballers in Their Workplace tersebut, FIFPRO menekankan bahwa keamanan saat bertanding menjadi masalah yang semakin besar bagi para pesepakbola.
Hal tersebut didorong oleh serangan flare yang ditembakkan kepada pemain dari tribun, pitch invader, hingga pelecehan verbal yang dilontarkan oleh penggemar.
Asosiasi pesepakbola profesional dunia tersebut mengungkapkan bahwa para pemain mengeluh lantaran harus menghadapi situasi-situasi tersebut dengan diam seolah mereka hanya bisa menerima dengan pasrah.
Pasalnya, mereka khawatir kalau respons mereka justru akan memperparah pelecehan yang mereka terima. Atau lebih parah lagi, pekerjaan mereka sebagai pesepakbola bisa terancam.
Isu tersebut pun disampaikan oleh salah satu pemain yang diwawancara dalam laporan FIFPRO.
“Saya punya perasaan bahwa akses terus-menerus kepada diri saya yang sesungguhnya sebagai pemain telah menurunkan batasan penggemar di stadion, sampai-sampai beberapa penggemar berpikir mereka berhak melakukan hal-hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan,” ungkap pemain anonim tersebut.
Laporan yang dirilis FIFPRO mencantumkan temuan-temuan yang diperoleh dari wawancara dengan pemain.
Selain itu, sumbernya juga berasal dari survei terhadap 41 serikat nasional, laporan media, hingga artikel penelitian yang ditulis oleh Dr. Joel Rookwood dari University College Dublin.
Dalam laporan tersebut, 88% serikat menyatakan bahwa ancaman kekerasan berdampak pada penampilan yang buruk. 83% menyatakan bahwa ancaman kekerasan berpengaruh pada masalah kesehatan mental, seperti depresi.
Data tersebut menegaskan bahwa kekerasan dan pelecehan yang diterima pemain memiliki dampak serius ketika mereka bekerja.
Baru-baru ini, Vinicius Junior terus menjadi sasaran rasisme di lapangan. Salah satunya terjadi di laga kontra Valencia.
Akibatnya, Valencia dikenai sanksi berupa denda oleh federasi sepak bola Spanyol dan terpaksa menutup sebagian stadion mereka, Mestalla, untuk tiga pertandingan.
Bahkan, FIFPRO menegaskan bahwa keamanan pemain hingga staf harus diprioritaskan tak hanya di dalam lapangan, tapi juga di luar lapangan.
Seperti yang pernah diberitakan Tuturpedia.com sebelumnya, sekelompok penggemar Marseille melancarkan serangan menarget bus Olympique Lyonnais yang sedang dalam perjalanan menuju Stade Velodrome pada Oktober kemarin.
Buntut dari aksi kekerasan tersebut, pertandingan tak hanya ditunda tapi juga cedera serius yang dialami oleh pelatih Lyon, Fabio Grosso, di bagian matanya.***
Penulis: K Safira
Editor: Nurul Huda















