Tuturpedia.com – Baru-baru ini, kondisi rumput di Jakarta International Stadium (JIS) yang menjadi salah satu venue Piala Dunia U-17 mendapatkan kritikan.
Seperti yang telah diberitakan Tuturpedia.com pada Minggu (12/11), kritik tersebut mengatakan bahwa kualitas rumputnya tidak bagus secara visual.
Kritik tersebut pun mendapatkan sanggahan dari Arya Sinulingga, anggota Komite Eksekutif PSSI. Berdasarkan penuturannya, justru FIFA dan para peserta tidak memiliki pendapat yang sama.
Dalam berita resminya pada Selasa (14/11), PSSI juga menyampaikan kepuasan pihak FIFA atas kualitas rumput yang digunakan di JIS.
JIS bahkan telah melalui masa uji coba dengan hasil baik dalam jangkauan internasional yang optimal.
Tak hanya itu saja, pujian pun dilayangkan bagi stadion-stadion lain yang menjadi venue gelaran Piala Dunia U-17: Si Jalak Harupat di Kabupaten Bandung, Stadion Manahan di Solo, dan Stadion Gelora Bung Tomo di Surabaya.
Pujian bahkan tak hanya datang dari pihak FIFA, tetapi dari tim-tim peserta Piala Dunia U-17 lainnya yang telah berlaga di semua venue tersebut, termasuk JIS.
Seperti yang diberitakan PSSI, kepuasan tersebut berkaitan dengan kualitas lapangan di stadion hingga tempat latihan.
Pujian dari FIFA pun diiringi dengan kepuasan dan apresiasi dari otoritas sepak bola dunia tersebut bagi PSSI dan Pemerintah Indonesia.
Pasalnya, keempat stadion yang menjadi venue telah direnovasi sebelum akhirnya dinyatakan layak oleh FIFA sebagai tempat berlangsungnya seluruh pertandingan Piala Dunia U-17.
Bicara soal rumput yang digunakan di JIS, PSSI menginformasikan bahwa jenis rumput yang digunakan adalah rumput zoysia.
Jenis rumput yang satu ini umumnya tumbuh di negara-negara tropis. Bahkan, rumput zoysia menjadi varietas rumput standar FIFA untuk pelaksanaan pertandingan di negara tropis seperti Indonesia.
Hal tersebut diamini oleh Senior Pitch Management FIFA, Alan Ferguson, yang menyebutkan soal bagusnya kualitas rumput zoysia, terlepas dari faktor curah hujan dan kelembaban.
Rumput zoysia yang digunakan di JIS merupakan rumput yang dipanen dari Universitas Pelita Harapan.
Proses panennya bahkan dilakukan dengan mesin khusus agar dapat menghasilkan gulungan rumput menyerupai karpet dengan ketebalan lebih dari 4 cm.
Tak hanya itu saja, proses penggantian rumput di lapangan pun mendapatkan pengawasan dan pengecekan ketat dari tim manajemen lapangan FIFA.***
Penulis: K Safira
Editor: Nurul Huda