Tuturpedia.com – Setelah pernah terjadi 80 tahun yang lalu, fenomena ledakan bintang Nova T Coronae Borealis (T CrB) diramalkan oleh NASA akan kembali terjadi di tahun 2024 ini.
T Coronae Borealis, dijuluki “Bintang Api” dan dikenal oleh para astronom hanya sebagai “T CrB,” adalah sistem biner yang terletak di Mahkota Utara sekitar 3.000 tahun cahaya dari bumi.
Sistem ini terdiri dari katai putih (sisa bintang mati seukuran bumi dengan massa yang sebanding dengan matahari kita dan raksasa merah kuno yang perlahan-lahan kehilangan hidrogennya oleh tarikan gravitasi yang tiada henti.
Hidrogen dari raksasa merah bertambah di permukaan katai putih, sehingga menyebabkan penumpukan tekanan dan panas. Pada akhirnya, hal tersebut memicu ledakan termonuklir yang cukup besar untuk meledakkan material yang terkumpul.
Untuk T CrB, peristiwa tersebut tampaknya terulang kembali, rata-rata setiap 80 tahun.
Penampakan pertama T CrB nova terjadi lebih dari 800 tahun yang lalu, pada musim gugur tahun 1217, ketika seorang pria bernama Burchard, Kepala Biara Ursberg, Jerman, mencatat pengamatannya terhadap “sebuah bintang redup yang untuk sementara waktu bersinar dengan cahaya yang sangat terang”.
Sementara itu, T CrB nova terakhir kali terlihat dari Bumi pada tahun 1946. Perilakunya selama dekade terakhir terpantau sangat mirip dengan perilaku yang diamati dalam jangka waktu yang sama menjelang letusan tahun 1946.
Jika pola tersebut terus berlanjut, beberapa peneliti menyebutkan, peristiwa ledakan bintang T CrB ini bisa terjadi pada lagi September 2024.
Apakah Indonesia Bisa Lihat Fenomena Ledakan Bintang T Coronae Borealis?
Indonesia mungkin mengalami kesulitan untuk melihat ledakan bintang T Coronae Borealis karena letaknya di dekat garis khatulistiwa, sementara T Coronae Borealis terletak di konstelasi Corona Borealis yang lebih mudah dilihat dari belahan bumi utara.
Dikutip Tuturpedia dari laman Starwalk Space, Kamis (18/7/2024), negara-negara di belahan bumi utara seperti Amerika Utara, Eropa, dan sebagian besar Asia (Jepang dan Tiongkok) memiliki kesempatan terbaik untuk menyaksikan ledakan bintang ini.
T Coronae Borealis juga diprediksi akan cerah dengan magnitudo 10 hingga 2 hanya dalam satu hari atau bahkan dalam beberapa jam.
Fenomena langka ini akan tetap terlihat dengan mata telanjang selama beberapa hari dan dapat terlihat dengan teropong selama sekitar satu minggu sebelum meredup kembali.***
Penulis: Anna Novita Rachim.
Editor: Annisaa Rahmah.