Tuturpedia.com – Pada Kamis, 21 Maret 2024, menjadi momen yang menarik bagi masyarakat Indonesia karena mereka akan menyaksikan fenomena alam yang disebut equinox.
Dalam konteks ini, Dwi Rini Endra Sari selaku Sub Koordinator Hubungan Pers dan Media dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memberikan penjelasan bahwa equinox dapat menyebabkan sedikit kenaikan suhu di Indonesia, meskipun tidak sebesar yang terjadi di wilayah lain seperti Afrika dan Timur Tengah.
“Ya mungkin peningkatan suhu. Cuma tidak terlalu signifikan seperti yang terjadi di Afrika, Timur Tengah,” tutur Rini.
Namun demikian, Rini menegaskan bahwa kenaikan tersebut tidak signifikan dan tidak berdampak pada perubahan musim di Indonesia. Masyarakat pun diimbau untuk tidak khawatir terhadap fenomena ini.
Apa Itu Fenomena Equinox?
Equinox sendiri adalah peristiwa ketika matahari berada tepat di khatulistiwa atau ekuator.
Ini terjadi secara berkala dua kali dalam setahun, pada bulan Maret dan September.
Selama equinox, sinar matahari didistribusikan secara merata di seluruh permukaan bumi, termasuk wilayah subtropis di utara dan selatan.
Meskipun intensitas sinar matahari meningkat di sekitar ekuator, fenomena ini tidak selalu mengakibatkan kenaikan suhu yang drastis.
Apakah Fenomena Equinox Berbahaya?
BMKG menegaskan bahwa equinox bukanlah fenomena yang berbahaya seperti gelombang panas yang dapat menyebabkan kenaikan suhu udara secara besar dan berkepanjangan.
Oleh karena itu, tidak perlu ada kekhawatiran yang berlebihan terhadap dampak equinox ini pada kesehatan masyarakat.
Sebagai perbandingan, suhu rata-rata maksimum di Indonesia biasanya berada dalam kisaran 32-36 derajat celsius.
Dampak dari Fenomena Equinox
Terkait dampak dari equinox, National Geographic dan Earthy Sky menyebutkan beberapa perubahan yang terjadi.
Salah satunya adalah perubahan dalam waktu matahari terbit dan terbenam, yang menjadi lebih cepat selama equinox.
Waktu siang dan malam juga menjadi hampir sama panjangnya, dengan perbedaan hanya sekitar 8 menit.
Di bagian utara bumi, equinox bulan Maret menyebabkan matahari terbit lebih awal dan terbenam lebih lambat, sementara di wilayah selatan ekuator, fenomena ini mengakibatkan kebalikannya.
Selain itu, angin di bagian selatan khatulistiwa menjadi lebih dingin dan wilayah di garis lintang 0 derajat menerima sinar matahari paling maksimal sepanjang tahun.
Terakhir, equinox juga dapat mengganggu transmisi sinyal satelit, yang pada gilirannya memengaruhi kualitas koneksi internet.
Dengan demikian, meskipun equinox membawa perubahan dalam pola cuaca dan sinar matahari, masyarakat tidak perlu panik atau khawatir berlebihan karena fenomena ini tidak membahayakan secara langsung.***
Penulis: Muhamad Rifki.
Editor: Annisaa Rahmah.