Tuturpedia.com – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon, turut mengomentari pandangan netizen terhadap figur Prabowo Subianto, pasca berlangsungnya debat capres pada 12 Desember 2023.
Fadli Zon menilai, tingginya tanggapan publik atas debat pertama capres menandakan antusiasme masyarakat, terkait proses demokrasi yang sedang berlangsung.
Dia kemudian menyoroti pandangan publik terhadap figur capres nomor urut 2 Prabowo Subianto. Fadli Zon mengatakan, sebagian masyarakat menilai Prabowo tampil autentik dan apa adanya.
“Ada yang bilang, Prabowo satu-satunya kandidat yang bukan plastik. Saya sepenuhnya setuju dengan perumpamaan tersebut,” kata Fadli Zon, dilansir Tuturpedia.com dari unggahan pribadinya di media sosial Instagram, Senin (18/12/2023).
Kedekatan Fadli Zon dengan Prabowo membuatnya yakin bahwa Prabowo figur yang tidak suka pencitraan. Bahkan, menurut dia anti-pencitraan.
“Saya yang mengenal dari dekat selama 30 tahun, menyaksikan bagaimana Prabowo hanya mau tampil apa adanya tanpa kosmetik,” tuturnya.
Fadli berujar, sosok Prabowo yang anti pencitraan dapat dilihat dari gaya bahasa dan pernyataan politiknya.
“Bahasanya selalu lugas, tak pernah belepotan oleh bedak dan lipstik,” ujarnya.
Singgung Ganjar Pranowo
Sosok Prabowo yang autentik juga dapat dinilai ketika menjawab pertanyaan ‘serangan’ dari capres Ganjar Pranowo terkait isu pelanggaran HAM.
Menurut Fadli, Prabowo menjawab pertanyaan tersebut dengan lugas. Prabowo dengan jelas mengatakan bahwa dia tidak pernah punya persoalan dengan semua tuduhan itu.
“Kalau ada persoalan, maka tak mungkin sebagian besar aktivis 1998 mau duduk di belakangnya pada debat malam itu. Atau, jika ia memang dituduh punya persoalan HAM, maka calon wakilnya Ganjar Pranowo, Prof. Dr. Mahfud MD, yang kebetulan menjabat sebagai Menko Polhukam, seharusnya telah membereskan persoalan tersebut,” lanjutnya.
Fadli kemudian menyinggung Ganjar, yang pernah menjadi tim pemenangan Megawati-Prabowo dalam pilpres tahun 2009.
“Untungnya Prabowo tak bilang bahwa Ganjar Pranowo pun ikut menjadi tim pemenangannya tahun 2009 ketika Mega-Prabowo. Saya menjadi saksi dan penulis ‘Perjanjian Batu Tulis’ tahun 2009 ketika Megawati hanya mau maju kalau calon wapresnya adalah Prabowo Subianto. Ganjar ketika itu menjadi bagian dari Tim Sukses,” beber Fadli Zon.
Bagi Fadli, jika Prabowo punya masalah, tidak mungkin Mahfud MD mau menjadi ketua tim pemenangan Prabowo-Hatta pada Pilpres 2014.
“Saya yang waktu itu meminta dan mengusulkan Mahfud MD sebagai ketua tim. Dan saya ditunjuk sebagai sekretaris tim yang sehari-hari bekerja sama dengan Mahfud MD berjuang memenangkan Prabowo-Hatta,” terangnya.
Sehingga menurut Fadli Zon, semua jawaban Prabowo dalam debat pertama pilpres sudah lugas, tegas, dan juga telak.
“Prabowo tak menjawab dengan kata-kata normatif dan bersayap sebagaimana sering dilontarkan dua kandidat lain, yang sebenarnya jika diteliti hanya bersifat tautologis, jika begini maka begitu,” ungkapnya.
“Kelugasan dan otentisitas semacam itulah yang selalu dipertontonkan Prabowo, baik dalam debat kemarin, maupun dalam semua penampilan publiknya selama ini,” sambung dia.
Fadli juga menyatakan bahwa Prabowo selalu membahas persoalan, atau menjawab pertanyaan, berdasarkan pengalamannya sebagai manusia Indonesia yang sudah malang melintang.
“Jika harus tegas, ia akan bersuara tinggi saking semangatnya. Jika harus berkelakar, ia bisa terbahak-bahak. Jika sedang senang, ia akan berjoget spontan yang kini orang namakan joget gemoy. Itulah Prabowo, manusia apa adanya, otentik!” seru Fadli Zon.***
Penulis: Angghi Novita
Editor: Annisaa Rahmah