Tuturpedia.com – Hari Sabtu (6/4/2024) pukul 07.22 WIB, telah terjadi erupsi di Gunung Semeru dengan tinggi kolom letusan teramati ± 500 m di atas puncak ± 4176 m di atas permukaan laut).
Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 110 detik.
Dikutip Tuturpedia dari laman Magma ESDM, Sabtu (6/4/2024), kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan timur laut. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru mengatakan erupsi di hari Sabtu ini telah terjadi sebanyak dua kali.
“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Sabtu, 6 April 2024, pukul 07.22 WIB. Tinggi kolom letusan teramati sekitar 500 meter di atas puncak atau sekitar 4.176 mdpl,” kata Liswanto di Lumajang, Sabtu (6/4/2024).
Sebelumnya, erupsi pada pukul 05.11 WIB tercatat tinggi kolom abu vulkanik teramati 400 meter di atas puncak atau 4.076 mdpl. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah timur laut.
Aktivitas Gunung Semeru terpantau meningkat semenjak Kamis, 4 April 2024 kemarin. Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) mengalami erupsi pada tanggal tersebut dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 700 meter.
Erupsi yang terjadi di hari Kamis tersebut diketahui tiga kali erupsi dalam kurun waktu tiga jam hingga pukul 12.00 WIB.
Meskipun telah mengalami erupsi dua kali dalam sehari, Gunung Semeru diketahui masih berstatus siaga atau level III.
Atas terjadinya dua kali erupsi di Gunung Semeru di hari Sabtu, ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) melalui laman Magma ESDM mengimbau masyarakat Lumajang yang berada di dekat Gunung Semeru untuk terus waspada.
Masyarakat diharapkan tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Masyarakat juga diimbau untuk mengurangi aktivitas mereka dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga harus terus waspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.***
Penulis: Anna Novita Rachim.
Editor: Annisaa Rahmah.















