Tuturpedia.com – Era Reformasi membuka jalan bagi publik Indonesia untuk mengenal isu hak asasi manusia yang jarang dibicarakan selama masa pemerintahan Orde Baru. Salah satunya adalah keberadaan para eksil, mahasiswa Indonesia yang pada tahun 1965 kehilangan status kewarganegaraannya dan terpaksa melanjutkan hidup di luar negeri.
Kisah mengenai para pengungsi politik ini kemudian diangkat dalam dokumenter berjudul Eksil (2022) oleh Lola Amaria sebagai sutradara dan produser. Berdurasi sekitar 2 jam, menampilkan kehidupan para eksil yang sebagian di antaranya masih hidup dan berusia lanjut di negeri orang.
Setelah penayangan film dilakukan di kota-kota besar Indonesia pada awal tahun 2024, Eksil juga akan diputar di kota-kota Eropa pada bulan September 2024. Benua tersebut merupakan tempat sebagian besar eksil tinggal sehingga menjadi latar utama dari dokumenter.
Melalui informasi dari Instagram pribadi sang sutradara di @lola.amaria, Kota Aachen di Jerman menjadi kota pemutaran pertama pada Minggu, 8 September 2024. Disusul di Ibu Kota Mode, Paris, dengan dua hari penayangan pada Jumat, 13 September 2024 dan Sabtu, 14 September 2024 serta takarir dalam bahasa Prancis.
Terakhir, film peraih Piala Citra 2023 untuk Dokumenter Panjang Terbaik ini akan ditayangkan dalam dua sesi pada Sabtu, 21 September 2024 di Amsterdam. Ketiga kota tersebut tidak sembarang dipilih mengingat ketiganya memiliki populasi eksil Indonesia, bahkan yang berada di Paris akan ikut menghadiri sesi penayangan film.
Tidak ketinggalan, Lola juga turut serta sebagai narasumber dalam sesi tanya jawab dalam pemutaran film di Aachen dan Paris. Tur pemutaran film Eksil sendiri terwujud melalui dukungan dari berbagai pihak seperti Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) setempat.
Penayangan Eksil yang dilakukan ini seakan menjadi pengingat akan September Hitam, istilah bagi bulan yang menjadi waktu serangkaian peristiwa kemanusiaan terjadi di Indonesia.
Mengutip dari Instagram @amnestyindonesia pada Jumat (6/9/2024), kasus-kasus yang belum terselesaikan di antaranya adalah pembunuhan aktivis Munir Said Thalib pada 7 September 2004, Tragedi Tanjung Priok pada 12 September 1984, serta Tragedi Semanggi II pada 24 hingga 28 September 1999.
Tidak ketinggalan, ada peristiwa 30 September 1965 yang menjadi awal dari perubahan nasib mahasiswa Indonesia di luar negeri menjadi manusia tanpa negara yang kini disebut sebagai eksil.***
Penulis: Fadillah Wiyoto
Editor: Annisaa Rahmah