Tuturpedia.com – Matchday 5 Grup A antara Galatasaray dan Manchester United (MU) di Istanbul yang berlangsung Rabu (29/11/2023) waktu setempat berakhir dengan hasil seri.
Pertandingan yang berlangsung penuh drama tersebut diwarnai intimidasi luar biasa dari suporter Galatasaray, yang benar-benar memanfaatkan keunggulan mereka sebagai pihak tuan rumah.
Meski demikian, Alejandro Garnacho, Bruno Fernandes, dan Scott McTominay sukses membungkam suporter tuan rumah lewat gol-gol mereka.
Sayangnya, dua kesalahan dari sang kiper, Andre Onana, malah membantu Galatasaray meraih gol secara beruntun.
Galatasaray: Welcome to Hell
Malam pertandingan berlangsung, cuaca sama sekali tidak bersahabat bagi para pemain di lapangan. Hujan yang turun bahkan membuat jalanan di Istanbul tergenang air.
Atmosfer di lapangan pun tak kalah suram, Galatasaray dan Manchester United sama-sama membutuhkan 3 poin untuk memastikan tiket ke fase knockout.
Di tribun, terlihat deretan spanduk yang dibentangkan para suporter. Salah satunya bertuliskan “Welcome to Hell” yang artinya Selamat Datang di Neraka.
Jelas merupakan pengingat bagi tim tamu bahwa RAMS Park jelas bukan, dan tidak akan pernah, jadi lumbung gol mereka.
Anak buah Ten Hag benar-benar sadar bahwa bermain dengan kepala dingin sangat dibutuhkan pada malam itu.
Mereka tidak butuh gol spektakuler seperti gol saldo Garnacho di Goodison Park akhir pekan lalu. Cukup gol yang membawa mereka meraih poin penuh pada akhir pertandingan.
Dan gol Garnacho pada menit ke-11 menjadi bukti pertama yang menegaskan ambisi mereka.
Tentu saja, gol pembuka dari tim tamu tersebut segera disambut secara negatif oleh suporter Galatasaray. Bahkan sang wasit pun harus meminta Garnacho untuk tidak bereaksi atas seruan dari arah tribun.
Tak lama berselang, United kembali menggandakan keunggulan. Kali ini, gol disumbangkan oleh Bruno Fernandes hanya beberapa menit setelah gol pertama mereka.
Fernandes sukses mengambil penguasaan bola dan melepaskan tendangan keras yang langsung menjebol gawang Fernando Muslera di menit ke-18.
Kesempatan bagi Galatasaray untuk mempersempit jarak pun datang ketika mereka mendapatkan hadiah tendangan bebas.
Eks pemain Chelsea, Hakim Ziyech, pun maju sebagai eksekutor. Tendangan yang ia lepas berhasil melewati Onana dan menjadi gol pada menit ke-29.
Jika penonton pertandingan pada detik itu juga beranggapan bahwa tendangan Ziyech seharusnya masih sempat ditepis sang kiper, mereka akan langsung melupakan momen tersebut begitu melihat penampilan Onana di babak kedua.
Memasuki babak kedua, atmosfer pertandingan bertambah intens, ditambah lagi dengan kondisi cuaca di lapangan.
Galatasaray sempat mengancam, namun justru McTominay yang kali ini membungkam suporter tuan rumah.
Setelah menerima bola dari Antony, Aaron Wan-Bissaka meneruskan bola tersebut kepada McTominay yang melepaskannya jadi gol di gawang tuan rumah.
Apabila pertanyaan apakah gol pertama Galatasaray merupakan buah kesalahan Onana atau bukan merupakan topik yang masih bisa diperdebatkan, gol kedua tuan rumah jelas lahir dari kesalahan sang kiper.
Pada detik ketika Ziyech melepaskan tendangan, bola terlihat melambung di atas kepala para pemain di depan gawang. Bahkan, bola tersebut mengarah langsung ke Onana.
Bola tersebut jelas-jelas masih bisa ditepis dan dibuang, namun yang terjadi justru Onana merespons terlalu lambat sehingga skor pun berubah menjadi 2-3 di menit ke-62.
Seolah deja vu, hal yang sama pun terjadi ketika Galatasaray secara dramatis menyamakan kedudukan menjadi 3-3 lewat gol Kerem Akturkoglu di menit ke-71.
Ditambah lagi, Akturkoglu yang masuk sebagai pemain pengganti di babak kedua menciptakan gol dengan sentuhan yang sempurna.
Gol tersebut pun menjadi gol ke-14 yang menjebol gawang United hanya dalam 5 pertandingan fase grup saja. Onana jelas “beruntung” bahwa gawangnya tidak kebobolan lagi selama sisa pertandingan.
Peluang United Lolos Makin Minim
Hasil tersebut semakin mempersulit jalan MU untuk lolos ke babak 16 besar Liga Champions musim ini.
Saat ini, skuad besutan Ten Hag masih berada di dasar klasemen Grup A dengan total 4 poin. Sementara itu, Copenhagen dan Galatasaray sama-sama mengumpulkan 5 poin.
Lantas, seperti apa skenario yang ideal agar United masih bisa lolos ke babak 16 besar? Berikut adalah klasemen sementara Grup A setelah matchday 5 kemarin:
- Bayern (13 poin).
- Copenhagen (5 poin, selisih gol -1).
- Galatasaray (5 poin, selisih gol -2).
- Manchester United (4 poin, selisih gol -2).
Tak perlu diragukan lagi, MU wajib mengumpulkan 3 poin saat mereka bertanding melawan sang pemuncak klasemen, Bayern Munich, di matchday 6 nanti.
Sementara itu, Copenhagen dan Galatasaray akan melakoni laga hidup-mati yang menentukan nasib mereka pada matchday selanjutnya.
Jika MU secara mengejutkan mampu mengalahkan Bayern, masih ada kemungkinan mereka tetap gagal melaju ke babak selanjutnya, terlepas dari hasil menang atau seri yang diraup Copenhagen dan Galatasaray.
Pasalnya, lolos tidaknya klub dari fase grup juga ditentukan oleh selisih gol.
Dengan selisih poin yang sangat tipis dengan kedua klub di atasnya, dan selisih gol yang kurang menguntungkan bagi United, target yang paling realistis adalah lolos ke Liga Eropa dengan finish di peringkat 3.
Matchday 6 nanti jelas menjadi PR yang luar biasa berat bagi Erik ten Hag untuk membuktikan bahwa anak buahnya masih bisa menciptakan keajaiban.
Terlebih lagi, pertandingan melawan Bayern pada 12 Desember 2023 nanti akan berlangsung di Old Trafford, yang diberi julukan Theatre of Dreams oleh sang legenda, mendiang Sir Bobby Charlton.
Penulis: K Safira
Editor: Annisaa Rahmah